KOMPAS.com - Link berkedok program promo yang mencatut PT Kereta Api Indonesia (KAI) beredar luas di grup aplikasi perpesanan WhatsApp.
KAI pun mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kejahatan scam atau phishing.
Link penipuan yang beredar tersebut memiliki alamat seperti:
Baca juga: Waspada Phising, Modus Cara Melihat Siapa Saja yang Intip Profil Facebook
Vice President (VP) Public Relations KAI Joni Martinus mengimbau agar masyarakat tidak mengeklik link tersebut dan jangan mengikuti langkah yang disampaikan.
"Bahkan hingga memberikan data ke website tersebut. Kemudian juga jangan menyebarluaskan link atau tautan mencurigakan tersebut," ujarnya, dalam rilis yang dikutip Kompas.com, Selasa (7/6/2022).
Dikhawatirkan dalam link tersebut terdapat malware atau virus atau scam yang bertujuan mencuri uang dengan cara mengakali, membohongi, menipu pihak lain, serta mengambil data pribadi melalui virus.
"Diharapkan berhati-hati terhadap info dan promosi yang mengatasnamakan KAI. Informasi resmi terkait promo dapat dipantau melalui website kai.id atau media sosial KAI121," tutupnya.
Baca juga: Lowongan Kerja di KAI Logistik, Berikut Posisi dan Syaratnya
Sebelumnya, KAI memang mengadakan diskon tiket kereta api mulai dari potongan harga sebesar 60 persen hingga flash sale Rp 75.000 per tiket.
Promo tersebut diberikan melalui Program KAI Access Ramadan Festive.
Sebanyak 6.700 tiket kereta api dengan dengan potongan harga khusus akan ditawarkan selama masa angkutan Lebaran.
Promo tersebut dibuka selama 5 hari, yakni 19-21 April 2022 khusus untuk tiket kereta dengan tanggal keberangkatan 20 April hingga 13 Mei 2022.
Adapun untuk flash sale tiket eksekutif dengan harga Rp 75.000 akan diadakan setiap hari selama periode promo pada pukul 17.00-18.00 WIB.
Pemesanan tiket kereta menggunakan Promo Program KAI Access Ramadan Festive hanya dapat dilakukan melalui KAI Acsess selama kuota masih tersedia.
Baca juga: Video Viral Detik-detik Pemuda Tertabrak Kereta Api di Jembatan Cisomang, KAI Beri Peringatan Tegas