Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Candi Borobudur dan Daftar Harga Tiket Masuknya

Kompas.com - 07/06/2022, 10:34 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejarah Candi Borobudur tak lepas dari Kerajaan Mataram Kuno yang kala itu berjaya di Tanah Jawa.

Sempat terkubur, Candi Borobudur kembali ditemukan pada 1814, saat Thomas Stamford Raffles, seorang negarawan Inggris menjadi Gubernur Jenderal di Jawa.

Pada 1970-an dan 1980-an, restorasi besar-besaran pun dilakukan sebagai upaya penyelamatan bangunan bersejarah ini.

Adapun hingga saat ini, Borobudur merupakan candi Buddha terbesar di dunia dengan karakteristik dan makna tersirat di setiap bangunannya.

Candi yang terletak di Magelang, Jawa Tengah ini juga ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada 1991.

Baca juga: Harapan Menag, Candi Borobudur, dan Rumah Ibadah Buddha Dunia...

Lantas, bagaimana sejarah Candi Borobudur?

Sejarah Candi Borobudur

Hingga saat ini, belum ada bukti pasti yang menunjukkan siapa pembangun Candi Borobudur.

Meski demikian, dilansir dari laman Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pembangunan Borobudur diduga dilakukan oleh tenaga sukarela secara bertahap.

Mereka melakukan gotong royong membangun candi demi kebaktian ajaran agama pada saat Mataram Kuno dipimpin oleh Dinasti Syailendra, antara 750-842 Masehi.

Namun, dikutip dari Kompas.com, 3 November 2011, beberapa sejarawan mengatakan bahwa pembangunan Candi Borobudur dimulai pada masa Dinasti Sanjaya dan baru selesai saat era Dinasti Syailendra.

Pasalnya, saat itu agama Hindu dan Buddha sama-sama tengah berkembang di Pulau Jawa.

Baca juga: UPDATE Daftar Harga Tiket Masuk Candi Prambanan dan Candi Borobudur

Pembangunan candi sendiri diyakini dimulai dengan meratakan tanah dan memadatkannya menggunakan batu untuk membentuk struktur piramida.

Selanjutnya, membangun undakan persegi dan melingkar yang dilanjutkan dengan tahap penyempurnaan, seperti penambahan pagar, tangga, dan sebagainya.

Bangunan candi berbahan dasar batu yang dipotong dan disusun sedemikian rupa tanpa menggunakan mortar atau elemen untuk merekatkan batu.

Borobudur terbuat dari batu andesit dan menurut perkiraan, ada lebih dari 1,6 juta balok batu andesit untuk membangunnya.

Baca juga: Ramai soal Candi Borobudur Ditutup Terpal Antisipasi Erupsi Merapi, Pengunjung Masih Boleh Masuk?

Bangunan Candi Borobudur

Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan altar puja bakti perayaan Tri Suci Waisak Nasional 2022 di pelataran kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jateng, Sabtu (14/5/2022). Perayaan Tri Suci Waisak Nasional 2566 BE/2022 kembali diselenggarakan di Candi Borobudur setelah ditiadakan selama dua tahun akibat pandemi COVID-19 dengan menerapkan pembatasan hanya sebanyak 1.200 peserta.ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan altar puja bakti perayaan Tri Suci Waisak Nasional 2022 di pelataran kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jateng, Sabtu (14/5/2022). Perayaan Tri Suci Waisak Nasional 2566 BE/2022 kembali diselenggarakan di Candi Borobudur setelah ditiadakan selama dua tahun akibat pandemi COVID-19 dengan menerapkan pembatasan hanya sebanyak 1.200 peserta.

Keberadaan Candi Borobudur terlihat seperti puncak perkembangan agama Buddha di wilayah Indonesia.

Hal itu dapat dilihat dari pahatan relief, susunan patung, dan figur-figur Buddha yang diarcakan.

Sejumlah ahli menafsirkan adanya unsur-unsur aliran yang bersifat tantrisma di candi megah ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

Tren
Amankah Tidur dengan Posisi Kepala, Badan, dan Kaki Tidak Sejajar?

Amankah Tidur dengan Posisi Kepala, Badan, dan Kaki Tidak Sejajar?

Tren
Parade 6 Planet 3 Juni 2024, Bisa Dilihat Jam Berapa?

Parade 6 Planet 3 Juni 2024, Bisa Dilihat Jam Berapa?

Tren
Kemenag Siapkan 300 Kuota Jemaah Haji untuk Ikuti Safari Wukuf

Kemenag Siapkan 300 Kuota Jemaah Haji untuk Ikuti Safari Wukuf

Tren
Produk yang Tidak Harus Menyertakan Sertifikasi Halal, Apa Saja?

Produk yang Tidak Harus Menyertakan Sertifikasi Halal, Apa Saja?

Tren
Kisah Penerjunan Kucing dengan Parasut, Berjasa Basmi Tikus di Kalimantan

Kisah Penerjunan Kucing dengan Parasut, Berjasa Basmi Tikus di Kalimantan

Tren
Sepanjang Mei, Ada 4 Aturan Baru Pemerintah yang Tuai Kegaduhan Publik

Sepanjang Mei, Ada 4 Aturan Baru Pemerintah yang Tuai Kegaduhan Publik

Tren
Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Tren
Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Tren
Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

Tren
4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

Tren
7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

Tren
Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Tren
Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com