Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Hantu di Film Horor Indonesia Kebanyakan Perempuan?

Kompas.com - 30/05/2022, 19:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Film horor 'KKN di Desa Penari' menjadi film dengan penonton bioskop terbanyak sepanjang masa. 

Dikutip dari filmindonesia.or.id, film yang disutradari Awi Suryadi itu telah ditonton 8.667.578 orang. 

Seperti sebagian besar film horor di Indonesia, sosok hantu di film ini identik dengan perempuan, yaitu Badarawuhi dan Mbah Dok.

Sementara pada era 1970-an hingga 90-an, kita mengenal sosok Suzzanna yang disebut-sebut sebagai "Ratu Film Horor Indonesia". 

Sebelum film "KKN di Desa Penari", ada juga film Pengabdi Setan dengan sosok hantu perempuan menyerupai ibu yang sukses ditonton 4.206.103 orang di bioskop. 

Lantas mengapa hantu film horor di Indonesia identik dengan perempuan?

Baca juga: KKN di Desa Penari Tembus 8 Juta Penonton, Ini Rahasianya Menurut Pengamat Film

Lebih dari 60 persen horor Indonesia hantu perempuan

Cuplikan adegan film Rumah KuntilanakInstagram @/cinema.21 Cuplikan adegan film Rumah Kuntilanak

Dikutip dari jurnal Universitas Padjadjaran, Dosen Budaya Populer Fakultas Komunikasi Universitas Padjajaran, Justito Adiprasetio menyebutkan, jumlah film horor Indonesia yang diproduksi periode tahun 1970-2019, adalah 559 film horor.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 60,47 persen atau sekitar 338 film horor di Indonesia menghadirkan sosok perempuan sebagai hantu utama.

Kemudian 24,15 persen sosok laki-laki sebagai hantu utama, dan sisanya menghadirkan sosok perempuan dan laki-laki sebagai hantu utama.

Menurut Tito, karakter perempuan dalam film horor Indonesia biasanya digambarkan sebagai seorang pemberontak yang menghadapi ketidakadilan yang dilakukan oleh laki-laki (Kusnita, 2010).

Baik secara personal maupun sistem yang telah terinstitusionalisasi sehingga plot naratifnya memiliki dua pola.

Pertama, semasa hidup, perempuan tersebut melakukan pemberontakan secara fisik dengan cara memukul, menghujamkan pisau, dan mencekik leher

Kedua, perlawanan atau pemberontakan dilakukan dengan cara fisik melalui pembunuhan dan secara psikologis dengan cara menghantui dan meneror orang yang mencelakainya.

Baca juga: 10 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, KKN di Desa Penari Nomor 1

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com