Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Perigee, Disebut Menjadi Penyebab Banjir Rob di Pesisir Jateng

Kompas.com - 24/05/2022, 18:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Semarang mengungkapkan bahwa fenomena perigee diduga menjadi salah satu pemicu banjir rob di pesisir utara Jawa Tengah.

Wilayah pesisir utara yang dilaporkan mengalami banjir rob di antaranya Tegal, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kota Semarang, Demak, Pati, dan Rembang.

Lalu, apa itu fenomena perige, bagaimana proses terjadinya, dan apa saja dampaknya?

Baca juga: Rob Menggila di Pesisir Utara Jateng, BMKG Sebut Fenomena Perigee Jadi Penyebabnya

Apa itu Perigee

Perigee adalah kondisi di mana Bulan berada di titik terdekat dengan Bumi.

Koordinator Bidang Informasi Meteorologi Maritim BMKG, Andri Ramdhani menjelaskan, lintasan orbit Bulan pada Bumi tidaklah bulat, namun berbentuk elips.

Oleh karena itu, pada siklus perputarannya, ada saat bulan berada pada titik terdekat dengan bumi.

"Kondisi inilah yang disebut dengan perigee, fenomena ini dapat menyebabkan pasang maksimum," kata Andri. 

Dampak perigee terhadap pasang air laut

Andri mengatakan, adanya fenomena perigee bisa berdampak pada meningkatnya pasang surut air laut. 

"Jika dampak perigee ini disertai adanya gelombang tinggi, maka akan menyebabkan potensi banjir pesisir utamanya di Pantura yang memiliki daerah pantai dengan elevasi rendah," jelasnya.

Menurutnya, dampak adanya perige ini juga berpotensi meluasnya rob dengan ketinggian mencapai 0,5 meter hingga 1 meter. Tinggi rob pun bisa bervariasi.

Baca juga: Update, Ini Daerah yang Masih Tergenang Banjir Rob di Jawa Tengah

 

Perigee bukan penyebab tunggal banjir rob Jateng

Terkait terjadinya banjir rob di sejumlah titik di Jawa Tengah, Andri mengatakan, penyebabnya tidak hanya karena fenomena perigee.

Namun menurutnya faktor lain yang menjadi penyebabnya yakni karena adanya kondisi gelombang tinggi dan pasang surut.

"Tidak hanya perigee, tetapi juga bersamaan dengan adanya kondisi gelombang dengan ketinggian 1,25 meter sampai 2,50 meter," ujar Andri.

"Banjir rob pesisir bisa diakibatkan oleh gelombang tinggi, pasang surut, dan perige," kata dia.

Untuk proses pembentukannya, masing-masing kondisi tentu berbeda.

Gelombang tinggi muncul dipicu karena angin, sedangkan pasang surut terjadi karena gaya gravitasi.

Baca juga: Analisis BRIN soal Banjir Rob Semarang, Benarkah karena Fenomena Astronomis?

Forecaster atau Prakirawan Meteorologi Maritim BMKG Jakarta, Yuli Kartiningsih mengatakan, berdasarkan analisis dan prediksi pasang surut yang dilakukan oleh Tim BMKG, kondisi banjir pesisir ini dapat berlangsung hingga tanggal 25 Mei 2022.

Menurut Yuli, banjir rob berpotensi terjadi di sebagian utara Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Kondisi hari ini, Selasa (24/5/2022), masih terdapat potensi hujan lebat di Jawa Tengah serta tinggi gelombang mencapai 1.25 meter–2.5 meter dan kecepatan angin 10–20 knot di pesisir utara Jawa Tengah," ujar Yuli saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (24/5/2022) siang.

Penjelasan BRIN

Di sisi lain, Peneliti Astronomi Badan Riset da Inovasi Nasonal (BRIN) Thomas Djamaluddin mengatakan, ada 3 faktor utama yang biasanya memengaruhi banjir rob.

  1. Hampir segarisnya bulan-bulan-matahari, saat purnama dan bulan baru. Efek pasang-surut bulan diperkuat oleh efek pasang-surut matahari.
  2. Kondisi jarak terdekat bulan dari bumi (perigee bulan). Jarak terdekat bulan menyebabkan efek gravitasi bulan pada pasang-surut meningkat.
  3. Kondisi gelombang laut.

Kondisi purnama terjadi pada 16 Mei 2022. Kondisi perigee bulan terjadi pada 17 Mei.

"Gabungan 2 fenomena tidak menimbulkan kondisi rob yang parah seperti di Semarang pada sekitar purnama lalu, sekitar 16 Mei 202," ujar Thomas kepada Kompas.com, Selasa (24/5/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com