Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah WNI yang Rayakan Lebaran di New York, seperti di Kampung Halaman

Kompas.com - 03/05/2022, 14:45 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di kota New York, Amerika Serikat melakukan perayaan Lebaran untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri 1443 Hirjiah.

Kisah perayaan Lebaran para WNI beragama Islam tersebut dibagikan oleh Harfa yang saat ini tinggal di New York.

Nuansa Lebaran kali ini di New York layaknya nuansa Lebaran yang dilakukan di Indonesia, hal ini dikarenakan banyaknya WNI yang melakukan perbincangan setelah shalat dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Selain itu, setelah melakukan shalat Idul Fitri, para WNI di New York juga melakukan halalbihalal dengan menu makanan Indonesia seperti sate dan cendol.

Lantas, bagaimana kisah Harfa yang merayakan lebaran di New York?

Baca juga: Cerita WNI Berpuasa di New York AS, Durasi Puasa Bisa Berubah-ubah

Shalat Idul Fitri di New York

Pada Senin (2/5/2022) pagi waktu Amerika Serikat, Harfa melakukan shalat Idul Fitri di Masjid Al-Hikmah yang merupakan masjid komunitas muslim Indonesia.

Shalat Idul Fitri berjamaah tersebut merupakan yang pertama kali dilakukan selama pandemi, karena pada 2020 dan 2021 umat Islam di New York melakukan secara virtual di rumah atau kamar masing-masing.

"Jadi kita enggak pernah ada shalat Idul Fitri di masjid berjamaah terutama di 2020, di tahun 2021 udah ada beberapa masjid yang ngadain shalat Id berjamaah tentu dengan restriksi yang ketat," ungkapnya di akun YouTube Kompas.com, Selasa (3/5/2022).

Pada 2022 ini, WNI beragama Islam di New York dapat berkumpul bersama sanak saudara dan bertemu dengan banyak orang ketika melakukan shalat berjamaah di Masji Al-Hikmah.

Harfa merasakan, pada Lebaran kali ini suasananya seperti layaknya melakukan Lebaran di Indonesia.

Hal tersebut di karenakan 80 persen jamaah shalat Idul Fitri di Masjid Al-Hikmah merupakan WNI atau keturunan WNI yang tinggal di New York.

"Kayak kita lagi ada di rumah aja gitu, lagi ada di Indonesia. Jadi seneng itu pas ke sana kita baru dateng rame banget orang-orang kedengerannya semuanya bahasa Indonesia," jelasnya.

Baca juga: Jelang Idul Fitri, Para WNI Mulai Mudik dari Kuala Lumpur

Menu makanan khas Indonesia

Setelah shalat Idul Fitri, sekitar 1.000 jamaah kemudian melakukan Halalbihalal dengan berbincang-bincang dan mengadakan makan bersama dengan beberapa menu makanan Indonesia.

"Ada sate, ada salmon tapi aku enggak tau salmonnya diapain tapi itu enak banget. Kemudian juga ada cendol. ada kopi Indonesia," jelasnya.

Semua hadirin yang melakukan Halalbihalal selepas melakukan shalat Idul Fitri di Masjid Al-Hikmah menyantap hidangan tersebut dengan khusyuk.

Perayaan tersebut sangat berkesan bagi Harfa, karena merupakan perayaan Lebaran yang dapat ia hadiri setelah ditiadakan karena Pandemi Covid-19.

Harfa datang bersama anaknya yang berumur lima tahun, anaknya tersebut baru mengetahui bagaimana perayaan Lebaran dilakukan di New York.

"Baru ngerti ternyata Idul Fitri itu rame, bahwa Idul Fitri is the real party," terangnya.

Baca juga: WNI di India Saat Dilanda Gelombang Panas: Saya Tak Kuat, Baru 2 Langkah Keluar, Tenggorokan Langsung Kering

Kangen lebaran di Indonesia

Sudah lima tahun Harfa menetap di Amerika Serikat dan juga tidak pulang untuk melakukan Lebaran di Indonesia.

Harfa menahan kerinduan untuk melakukan perayaan Lebaran di Indonesia ketika bisa pulang ke Indonesia pada masa Lebaran datang.

"Pulang beberapa kali tapi enggak pernah dalam kesempatan Lebaran," katanya.

Dapat berkumpul bersama keluarga merupakan suatu hal yang istimewa pada perayaan Lebaran di Indonesia menurut Harfa, hal tersebut patut untuk di syukuri.

Karena jika berada di luar negeri, bertemu atau dapat melakukan sungkem kepada orang tua merupakan hal yang begitu mewah bagi para WNI.

"Enggak pernah ngerayain ramainya bareng-bareng keluarga, enggak pernah ngerasain kalau kita udah kerja, di Indonesia suka bagi-bagi (THR)," ucapnya.

Lebaran di Indonesia

Masyarakat pada momen Lebaran 2022 atau Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriah dapat kembali melakukan aktivitas mudik dan berkumpul bersama keluarga di kampung halaman.

Diketahui bahwa selama pandemi Covid-19 sejak 2020 atau tepatnya dua kali masa Lebaran, pemerintah melarang masyarakat untuk mudik.

Pelarangan tersebut dikarenakan klaster mudik akan berpotensi menjadi sarana penyebaran Covid-19.

Pada 2022, kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia sudah membaik dan pemerintah memperbolehkan masyarakat untuk melakukan mudik serta bersilaturahmi dengan sanak keluarga di kampung halaman.

Masyarakat menyambut gembira kabar tersebut, sehingga banyak masyarakat yang melakukan perjalanan mudik dengan menggunakan berbagai alat transportasi.

Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriani turut mengucapkan selamat Idul Fitri 1443 H kepada seluruh rakyat Indonesia.

"Dengan segala kerendahan hati saya sekeluarga mengucapkan Selamat Idul Fitri 1443 Hijriyah, mohon maaf lahir dan batin," kata Joko Widodo di akun Youtube Sekretariat Presiden, Senin (1/5/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com