Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Kemarahan Presiden, Tepuk Tangan Pejabat, dan Tas LV Ibu Menteri

Kompas.com - 30/03/2022, 10:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HAI, apa kabarmu?

Semoga kabarmu baik karena anugerah kesehatan dan mulai berangsur-angsur normalnya kehidupan kita karena pandemi yang makin terkendali.

Kabar baik ini pasti. Konfirmasi makin berangsur-angsur normalnya kehidupan bisa kita dapati di jalan raya, fasilitas transportasi publik, dan tempat-tempat keramaian seperti pusat belanja.

Macet tidak hanya terjadi di jam berangkat dan pulang kerja sudah kembali. Akhir pekan, kemacetan itu pindah ke luar kota dan tempat-tempat wisata.

Transportasi publik seperti kereta api sudah padat dan kerap sesak oleh pengguna. Pusat belanja dan tempat makan minum tidak pakai pedoman jarak lagi.

Bersamaan dengan berangsur-angsur normalnya kehidupan, pemerintah mengumumkan tarawih bisa dilakukan lagi selama bulan ramadhan. 

Mudik saat lebaran tidak dilarang. Dua tahun penantian untuk tradisi yang mengikuti Idul Fitri akhirnya diperbolehkan. 

Pelonggaran ini disambut gembira meskipun sejumlah syarat disertakan yaitu vaksin lengkap dan vaksin booster untuk melindungi kesehatan.

Namun, dalam suasana gembira ini, kita mendapati kemarahan dari Presiden Joko Widodo. Kemarahan yang beralasan jika melihat pertimbangannya.

Kemarahan itu disampaikan terbuka di depan para menteri, kepala lembaga, kepala daerah, dan pimpinan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Acaranya sebenarnya arahan tentang afirmasi bangga buatan Indonesia di Bali, Jumat (25/3/2022). Namun, acara arahan itu berubah jadi kemarahan.

Presiden Joko Widodo (tengah) menyapa tamu undangan didampingi Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) dan Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) saat peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging di Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (25/3/2022). Presiden Jokowi meresmikan SPKLU Ultra Fast Charging 200 kW pertama di Indonesia yang disiapkan untuk mengisi daya kendaraan listrik saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Presiden Joko Widodo (tengah) menyapa tamu undangan didampingi Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) dan Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) saat peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging di Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (25/3/2022). Presiden Jokowi meresmikan SPKLU Ultra Fast Charging 200 kW pertama di Indonesia yang disiapkan untuk mengisi daya kendaraan listrik saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
Ungkapan kemarahanan Presiden Jokowi itu setidaknya tercermin dari kata bodoh yang diulang sampai dua kali yaitu "bodoh sekali" dan "bodoh banget".

Kemarahan tercermin juga dari ekspresi Presiden Jokowi saat memberi arahan di depan para pejabat sebagai ungkapan kejengkelan yang dikemukakan.

Saat kemarahannya justru ditepuktangani pejabat yang dimarahi, Presiden Jokowi bertambah marah. Ia malarang tepuk tangan diberikan.

Apa dasar kemarahan Presiden Jokowi? 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com