Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akankah Pertamax Naik Harga?

Kompas.com - 27/03/2022, 06:05 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Hal ini berarti pemerintah membatasi untuk harga BBM RON 92 dapat dijual oleh badan pengusaha penyedia BBM dengan harga setara atau di bawah Rp 14.526 per liter.

Agung mengatakan hingga kini pemerintah lewat Pertamina masih menjual BBM RON 92 dengan harga rendah.

"Pertamina saat ini masih mejual RON 92 atau Pertamax cukup rendah, sebesar Rp 9.000 per liter," ujar Agung.

Perlu diketahui, saat ini badan usaha penyedia BBM menjual bensin RON 92 dengan harga yang bervariatif, yakni di kisaran antara Rp 11.000-Rp 14.000 per liter.

Sedangkan PT Pertamina (Persero) masih menjual bensin Pertamax RON 92 dengan harga Rp 9.000 per liter.

Baca juga: Harga BBM Non Subsidi Naik, Apa Saja Jenisnya?

Perbandingan harga BBM non-subsidi di Asia Tenggara

Di beberapa Negara Asia Tenggara rata-rata harga BBM nonsubsidi diperdagangkan lebih dari harga Rp 15.000. Berikut daftarnya:

  • Singapura: Rp 30.800 per liter
  • Thailand: Rp 20.300 per liter
  • Laos: Rp 23.000 per liter
  • Filipina: Rp 18.900 per liter
  • Vietnam: Rp 19.000 per liter
  • Kamboja 16.600 per liter
  • Myanmar Rp 16.600 per liter

Harga jual BBM nonsubsidi di beberapa negara tersebut selaras dengan tingginya harga minyak mentah dunia.

Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, saat ini harga minyak mentah dunia berada di atas 110 doLlar Amerika Serikat per barrel atau sekitar Rp 1.578.060.

Baca juga: Premium dan Pertalite Akan Dihapus, Apa Bedanya dengan Pertamax?

Pertamax disarankan naik

Dilansir dari Kompas.com (22/3/2022), peneliti Sektor Energi dari Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) Massita Ayu Cindy menyarankan Pertamina untuk menaikkan harga BBM RON 92.

Hal tersebut dilakukan untuk menyesuaikan harga minyak mentah dunia dengan harga kenaikan tidak melebihi dari badan pengusaha penyedia BBM lain.

Kenaian harga Pertamax tersebut juga dapat menjadi momentum untuk mengambil pasar oleh Pertamina, karena kompetitor sudah menaikkan harga terlebih dahulu.

“Mungkin Rp 12.000 per liter, tapi kalau mau ambil pangsa pasar kompetitor, ya di bawah itu," kata Massita kepada media, secara virtual, Selasa (22/03/2022) sore.

Akan tetapi, untuk kenaikan harga Pertamax di pasaran tetap bergantung pada Pertamina dan pemerintah sebagai pemegang saham Pertamina.

Baca juga: Naiknya Harga Minyak Dunia dan Ancaman Melambungnya Harga Tiket Pesawat...

Jangan naik terlalu tinggi

Massita menyarankan, jika terjadi kenaikan harga Pertamax nantinya jangan terlalu tinggi atau di bawah pesaing dari Pertamina.

Apabila harga Pertamax terlalu tinggi dinaikkan oleh pemerintah, maka berpotensi memicu perpindahan konsumsi BBM dari Pertamax ke Pertalite.

Pertalite saat ini dipastikan tidak mengalami kenaikan harga karena lebih banyak digunakan oleh masyarakat.

“Saya khawatir konsumen akan migrasi ke Pertalite (jika harga Pertamax naik terlalu tinggi). Akan mengganggu keuangan Pertamina dan pemerintah, sementara perekonomian mulai naik tapi belum stabil sepenuhnya,” ujarnya

 Baca juga: Harga Minyak Dunia Meroket akibat Invasi Rusia, Mungkinkah Ada Kelangkaan Jilid 2?

(Sumber: Kompas.com/ Rully R. Ramli | Editor Akhdi Martin Pratama, Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok hingga Tewas di Pati

Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok hingga Tewas di Pati

Tren
Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Tren
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Tren
Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Tren
Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Tren
Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tren
Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Tren
Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Tren
Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi 'Fraud'

Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi "Fraud"

Tren
5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

Tren
Bingungnya Keluarga Vina, Dulu Minim Saksi, Kini Banyak Bermunculan

Bingungnya Keluarga Vina, Dulu Minim Saksi, Kini Banyak Bermunculan

Tren
Profil Gudfan Arif, Bendahara Umum PBNU yang Bakal Pimpin Perusahaan Tambang NU

Profil Gudfan Arif, Bendahara Umum PBNU yang Bakal Pimpin Perusahaan Tambang NU

Tren
Media Asing Soroti Jejak Wanita Penjaga Hutan di Aceh, Pakai Keramahan untuk Cegah Deforestasi

Media Asing Soroti Jejak Wanita Penjaga Hutan di Aceh, Pakai Keramahan untuk Cegah Deforestasi

Tren
Sidang Isbat Idul Adha 2024: Link, Susunan Acara, dan Lokasi Pemantauan Hilal

Sidang Isbat Idul Adha 2024: Link, Susunan Acara, dan Lokasi Pemantauan Hilal

Tren
Arab Saudi Umumkan Idul Adha 16 Juni 2024, Indonesia Kapan?

Arab Saudi Umumkan Idul Adha 16 Juni 2024, Indonesia Kapan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com