KOMPAS.com - Saturnus terkenal karena memiliki cincin yang besar. Planet keenam dari Matahari ini termasuk planet yang berukuran besar.
Dilansir dari laman NASA, 7 Januari 2004, planet itu disebut "The Jewel of the Solar System" atau Permata Tata Surya.
Manusia telah mengamati planet ini sejak lama. Apa saja fakta yang ditemukan?
Planet ini tidak seperti Bumi. Saturnus sebagian besar terbuat dari gas. Planet ini sebagian besar terdiri dari helium, gas yang sama dengan isi balon. Selain helium, Saturnus juga terdiri dari hidrogen dan metana.
Dikutip Space, 26 Januari 2022, planet bercincin ini adalah yang paling tidak padat dari semua planet. Jika ada bak mandi yang cukup besar untuk menampungnya, Saturnus akan mengapung.
Angin di sekitar khatulistiwa bisa mencapai 1.800 kilometer per jam. Artinya 1.118 mil per jam.
Di Bumi, angin tercepat hanya mencapai sekitar 400 kilometer per jam. Itu hanya sekitar 250 mil per jam.
Baca juga: Fakta-fakta 5 Planet Kerdil di Tata Surya Termasuk Pluto
Dilansir Space, Saturnus adalah planet terjauh yang bisa dilihat dengan mata telanjang.
Selain itu Saturnus juga adalah objek paling terang kelima di tata surya sehingga mudah dipelajari melalui teropong atau teleskop kecil.
Saturnus sudah dikenal oleh orang zaman dahulu, termasuk penduduk Babilonia dan pengamat Timur Tengah. Dinamai untuk dewa Romawi Saturnus, dan dikenal oleh orang Yunani sebagai Cronus.
Diameter kutubnya adalah 90 persen dari diameter ekuatornya, hal ini disebabkan oleh kepadatannya yang rendah dan rotasi cepat.
Saturnus mengorbit Matahari setiap 29,4 tahun Bumi. Gerakannya yang lambat dengan latar belakang bintang membuatnya mendapat julukan "Lubadsagush" dari Asyur kuno. Namanya berarti "tertua dari yang lama".
Namun sehari di Saturnus sangat cepat. Saturnus berotasi selama adalah 10 jam 14 menit Bumi.
Baca juga: Galaksi Alcyoneus, Galaksi Terbesar yang Ditemukan, Membuat Ilmuwan Bingung
Lapisan atas sebagian besar adalah es amonia. Di bawah mereka, sebagian besar awan adalah es air.
Di bawah ini adalah lapisan campuran es hidrogen dan belerang dingin.
Cincin Saturnus sebagian besar terbuat dari bongkahan es dan sejumlah kecil debu karbon. Cincin terbentang lebih dari 120.700 km dari planet ini, tetapi sangat tipis, yakni hanya sekitar 20 meter tebalnya.
Sebenarnya semua raksasa gas (planet) di tata surya memiliki cincin, namun tak ada yang seluas atau seperti Saturnus. Cincin Saturnus juga adalah satu-satunya yang terlihat dari Bumi.
Cincin Saturnus ditemukan oleh Galileo Galilei pada 1610 yang mengamatinya dengan teleskop.
Pengamatan jarak dekat pertama dilakukan dengan pesawat ruang angkasa Pioneer 11 yang terbang dekat Saturnus pada tanggal 1 September 1971.
Cincin Saturnus terdiri dari miliaran partikel yang ukurannya berkisar dari butiran debu kecil hingga objek sebesar gunung. Semuanya terdiri dari bongkahan es dan batu dan diyakini berasal dari komet asteroid atau bahkan bulan, yang pecah sebelum mencapai planet ini.
Baca juga: Mengenal Tata Surya dan Beberapa Teori Pembentukan Tata Surya
Badai di Saturnus berbentuk oval, mirip dengan Jupiter. Wilayah di sekitar kutub utaranya memiliki pola awan berbentuk heksagonal. Para ilmuwan berpikir ini mungkin pola gelombang di awan atas.
Planet ini juga memiliki pusaran di kutub selatannya yang menyerupai badai.
Semua bulan Saturnus adalah dunia beku. Bulan terbesar adalah Titan dan Rhea. Enceladus tampaknya memiliki lautan di bawah permukaannya yang beku.
Titan adalah bulan dengan atmosfer kaya nitrogen yang kompleks dan padat. Sebagian besar terdiri dari air es dan batu.
Permukaannya yang beku memiliki danau metana cair dan lanskap yang tertutup nitrogen beku. Ilmuwan planet menganggap Titan sebagai pelabuhan yang memungkinkan bagi kehidupan, tetapi bukan kehidupan seperti Bumi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.