KOMPAS.com - Ramai soal label atau logo halal yang baru dikeluarkan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama sejak Sabtu (12/3/2022) hingga kini.
Kata Halal masih menjadi trending topic Twitter dan digunakan lebih dari 64.600 kali. Banyak sentimen negatif yang dilontarkan warganet terkait logo baru ini.
Beberapa diantaranya mengkritik soal penulisan kaligrafi "Halal" yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan khat Kufi.
Bahkan, ada yang mengungkapkan penulisan yang tidak sesuai kaidah bisa menimbulkan missreading.
Berikut ini beberapa kritikan warganet terkait ketidaksesuaian khat:
Kata Dosen Sastra Arab UI Ustadz @muhammadzulifan , model penulisan kufi seperti ini kurang tepat. Karena tulisan yg terbaca malah bukan ???? . Artinya logo ini memang susah dibaca & dikenali, apalagi oleh masyarakat awam. Padahal tujuan labelnya untuk identifikasi produk halal pic.twitter.com/mNBEiFNhTc
— Ahmad Jilul Q. Farid (@jilulisme) March 13, 2022
Logo yang mereferensi dari tulisan arab juga harus konsisten menggunakan kaidah tahsinul khat.
— Widy AP (@wdnk23) March 13, 2022
Jadi, kalo nulis huruf "laam" ya harus terlihat "laam", bukan "kaaf". Membuat orang yang biasa membaca tulisan arab, non-latin, bisa misreading ha la ka, bukan halal. pic.twitter.com/gTLKdsFtgX
Dalam dunia kaligrafi, jika sebuah karya terdiri dari jenis Khat Campuran maka kami lazim menyebutnya dengan Khat SYAKA.
— Balvyah (@BalvyHaddad) March 13, 2022
Yang artinya :
SYAKA-daek
SYAKA-inget
SYAKA-bisa
SYAKA-tabrang-tabrang
SYAKA : Syakumaha AingWe
Bagaimana penjelasan akademisi terkait penggunaan khat dalam logo halal yang baru?
Baca juga: Ini Perbandingan Logo Halal Indonesia dan Logo Halal dari Negara Lain
Dosen prodi Bahasa dan Sastra Arab di UIN Sunan Kalijaga Dr. Moh. Kanif Anwari, S.Ag, menjelaskan dari perspektif kaidah tulis Arab.
Dia mengungkapkan bahwa tulisan label halal yang baru tidak baku.
"Kalau dari perspektif kaidah tulis Arab, memang tidak baku. Ada dua huruf di situ menurut saya yang tidak mengikuti kaidah tulis Arab," ungkap Kanif pada Kompas.com, Senin (14/3/2022).
Pertama, kata Kanif, paling mencolok huruf terakhir, "lam". Tambahan garis miring di atasnya yang seperti harakat "fathah" menjadikan huruf itu lebih berkaidah ke huruf "kaf".
Kedua, huruf pertama atau "ha" menurut saya itu lebih dekat ke kaidah "shad" daripada "ha'".
"Itu bila dilihat dari mayoritas kaidah jenis tulisan Arab," kata Kanif.
Selain itu, dia juga menyoroti huruf pertama yang lebih mirip khat Diwani huruf "alif" daripada huruf "ha" Kufi.
"Ada satu jenis tulisan Arab yang kaidah huruf pertama itu, 'ha'', lebih dekat ke 'alif', yaitu jenis Diwani," ujar Kanif.
Baca juga: Produk Apa Saja yang Wajib Pakai Label Halal Baru?
Lebih lanjut dia menjelaskan khat yang populer hingga saat ini ada 6, yaitu Naskhi, Tsulutsi, Riq'i, Diwani, Farisi, dan Kufi.