Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omicron Siluman Terdeteksi di Indonesia, Akankah Lebih Ganas?

Kompas.com - 04/03/2022, 15:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Oleh karena itu, varian Omicron sulit dikenali oleh sistem imun.

Selanjutnya, Omicron tidak membutuhkan TMPRSS2 yang letaknya ada di paru-paru untuk masuk ke dalam sel.

Akan tetapi, langsung menembus masuk ke dalam sel (endositosis).

“Maka pertumbuhan Omicron di saluran napas 70 kali lebih cepat daripada Delta. Tapi di paru-paru, pertumbuhannya 10 kali lebih lambat daripada delta,” jelasnya.

Tonang menambahkan, varian Omicron juga lebih merespons interferon yang merupakan bagian dari sistem imun bawaan tubuh.

Respons terhadap interferon ini yang memuat Omicron mudah menular, cepat menyebar, tapi cenderung memiliki gejala ringan.

Baca juga: Kenali, Ini Gejala Omicron pada Anak dan Orang Dewasa

Subvarian "siluman" memicu angka kematian

Meski merupakan mutasi dari varian Omicron, subvarian "Siluman" ini mendapatkan kembali kemampuannya untuk menggunakan protein TMPRSS2.

Akibatnya, menurut Tonang, BA.2 memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi di paru-paru daripada varian BA.1.

“Hal ini yang diduga memicu angka kematian relatif meninggi akhir-akhir ini. Walau masih tetap signifikan di bawah saat gelombang Delta, tapi lebih signifikan daripada saat BA.1 yang dominan,” ujar Tonang.

Baca juga: Subvarian BA.2 Disebut Omicron Varian Siluman, Apa Saja Gejalanya?

Gejala Omicron "Siluman"

Walaupun secara gejala berisiko lebih berat daripada varian Omicron, Tonang menambahkan, subvarian ini tetaplah varian Omicron.

Oleh karena itu, kemungkinan gejalanya tetap bisa ringan.

“Tidak usah galau. Semua (varian BA.1 dan BA.2) tetap varian Omicron. Semua tetap bisa ringan, bahkan tanpa gejala. Tapi juga selalu ada risiko menjadi berat,” ungkapnya.

Sementara itu, dilansir dari Metro (24/1/2022), umumnya gejala subvarian ini masih sama seperti varian BA.1, yakni:

  • Pilek
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Bersin
  • Sakit tenggorokan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com