SUKA TAK SUKA apa boleh buat fakta membuktikan bahwa pengharaman mau pun penghalalan merupakan bagian hakiki sikap dan perilaku psikososialkultural yang melekat pada peradaban umat manusia ejak dahulu kala sampai masa kini.
Setiap agama memiliki keyakinan halal-haram masing-masing bukan hanya dalam hal makanan atau minuman, namun juga dalam hal busana, tata krama ritual, perilaku sosial sampai ke bacaan.
Agama Mesir Kuno menghalalkan inses dimulai dengan Isis dan Osiris. Di agama Yahudi makanan halal disebut kosher.
Sebagian umat Budhisme menganggap makanan yang haram adalah yang mengandung daging satwa. Nasrani aliran Advent mengharamkan daging babi.
Sapi menurut umat Hindu di India adalah satwa sakral, maka daging sapi haram dimakan.
Umat Saksi Yehovah mengharamkan buku-buku dongeng termasuk mitologi sebagai mahakarya Iblis demi menyesatkan manusia.
Buku dan film serial Harry Potter diharamkan oleh kelompok Nasrani fundamentalis di Amerika Serikat dan Inggris.
Saya punya teman di Amerika Serikat fanatik mengharamkan buku komik Marvel dan DC. Bahkan Mickey Mouse dan Donald Duck dianggap haram.
Ada pula yang fundamentalis mengharamkan vaksin dengan dalih bahwa vaksin adalah intervensi manusia terhadap KemahaKuasaan Yang Maha Kuasa.
Wisata Halal sudah menjadi bagian melekat pada Industri Pariwisata Planet Bumi abad XXI.
Presiden Jokowo menegaskan Indonesia saat ini dinobatkan sebagai negara wisata halal paling terkemuka di dunia.
Dari sahabat saya sang tokoh adiboga Nusantara, Indra Ketaren, saya memperoleh kiriman naskah cukup menarik di-sawang-sinawang sebagai gerbang pemikiran tentang apa yang disebut sebagai Wisata Halal.
Demi menghindari salah kutip maka saya muat bagian prakata naskah tersebut secara utuh sebagai berikut:
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia saat ini dinobatkan menjadi wisata halal nomor satu dunia.
Pertanyaannya sampai sejauh mana kesiapan Pemerintah mengambil peluang dari potensi wisata halal ini, karena negara-negara tetangga (seperti Malaysia, Singapore, Thailand termasuk Korea Selatan, Taiwan & Jepang), sangat agresif mendapatkan porsi kue ekonomi dari wisata Muslim ini.