Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Api Ibu Kembali Meletus, Ini Sejarah Letusan Gunung Ibu

Kompas.com - 18/02/2022, 17:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Sumber ESDM

Tim terpadu dari Direktorat Vulkanologi melakukan pengamatan seismik serta deformasi. Asap letusan semakin besar dan sudah berubah warna menjadi kelabu.

Sebulan kemudian, tepatnya di bulan Februari, letusan kembali terjadi. Diketahui bahwa titik letusan berada di tempat di sudut utara-timur laut pada dasar kawah.

Dalam peta topografi puncak Gunung Ibu, titik tersebut digambar sebagai cone. Magma sudah mencapai permukaan dan sudah membentuk sumbat, kemudian dikenal dengan sumbat lava 1999.

Letusan berlangsung secara periodik. Satu periodik berlangsung antara 45 - 60 detik dengan selang waktu 5 - 15 menit setiap siklus.

Letusan ini disertai suara gemuruh seperti suara mesin jet. Sebaran material letusan berukuran abu dan pasir terbatas di sekitar puncak dan lereng.

Kendati demikian, sebaran material tersebut tidak sampai ke perkampungan.

Di bulan Maret, Gunung Ibu kembali meletus. Saat itu, frekuensi letusan mulai berkurang dibandingkan sebelumnya. Adapun sumbatan lava 1999 tidak bertambah besar, volumenya 500.000 meter kubik.

Pada bulan Maret tersebut stastus Gunung Ibu diturunkan dari siaga menjadi waspada. Sementara status kegiatan Gunung Ibu dinyatakan dalam aktif-normal

Baca juga: Letusan Gunung Ibu di Halmahera Barat Terjadi Hampir Setiap Hari

4. Letusan di tahun 2001

Pada tahun 2001, tepatnya pada bulan Mei - Oktober 2001, data satelit menunjukkan adanya aktivitas vulkanik Gunung Ibu.

Bahkan, sebuah foto yang diambil pada bulan Mei menunjukkan, kubah lava menutupi dasar kawah.

5. Letusan di tahun 2004

Tiga tahun berikutnya, tepatnya pada tanggal 31 Mei - 29 Agustus 2004 tercatat asap kawah putih tipis - tebal mencapai ketinggian lebih kurang 50-150 meter di atas puncak.

Kubah lava yang tumbuh di dalam kawah diperkirakan terus bertambah besar. Saat itu, tingkat kegiatan Gunung Ibu berada pada tingkat waspada (level II).

Baca juga: Gunung Ibu di Hamahera Barat Meletus, Sutopo: Status Tetap Waspada

6. Letusan di tahun 2008

Tahun 2008, Aktivitas kegempaan Gunung Ibu kembali meningkat. Hal tersebut sejak terekamnya gempa letusan dengan amplituda maksimum mencapai 48 mm dan lama gempa 470 detik pada tanggal 4 dan 5 April 2008.

Gempa letusan Gunung Ibu terus terjadi hingga tanggal 20 April 2008.

Sampai pada tanggal 21 April 2008 pukul 16.00 WIT, status kegiatan Gunung Ibu dinaikkan dari status waspada (level II) menjadi siaga (level III).

7. Letusan di tahun 2019

Diberitakan oleh Kompas.com, (13/1/2019), Gunung Ibu kembali meletus dengan ketinggian letusan bervariasi, dari 200 hingga 800 meter. Letusan abu vulkanik condong ke arah selatan.

“Letusan Gunung Ibu hampir setiap hari ada, beberapa hari lalu juga meletus dengan arah angin dari barat ke timur tapi warga yang tinggal di bawah kaki gunung tidak terkena dampaknya, kemudian minggu lalu juga meletus dengan arah angin utara ke selatan, ada abu tapi tipis,” ujar Ridwan Jamil, Kepala Pos Pemantau Gunung Ibu.

Baca juga: Apakah Gunung Anak Krakatau Miliki Potensi Meletus Hebat Seperti Tahun 1883?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com