Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah PCR Bisa Mendeteksi Varian Omicron?

Kompas.com - 06/02/2022, 10:05 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Penyebaran virus corona varian Omicron menyebabkan terjadinya lonjakan kasus di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Gejala yang ditimbulkan dari varian Omicron ini hampir mirip dengan gejala flu biasa.

Hal tersebut membuat masyarakat semakin waspada.

Beberapa pasien yang bergejala memutuskan untuk melakukan PCR.

Baca juga: Kenali Perbedaan Gejala Omicron dengan Flu Biasa, Apa Saja?

 

Lantas, apakah tes PCR bisa mendeteksi varian Omicron?

Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengatakan bahwa PCR standar tidak bisa mendeteksi varian Omicron.

Pada umumnya, PCR standar hanya bisa mendeteksi virus SAR-CoV-2 penyebab Covid-19.

“Namun dengan tambahan perangkat STGF, PCR bisa mendeteksi probable Omicron,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/2/2022).

Baca juga: Omicron Masuk Indonesia, Vaksin Masih Ampuh?

Erlina menambahkan, diagnostik lebih pasti bisa dilakukan dengan Whole Genome Sequencing (WGS).

Hal senada juga disampaikan Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi.

Nadia menegaskan, diperlukan tes PCR-STGF atau S-Gene Target Failure dan WGS untuk mendeteksi virus corona varian Omicron.

"PCR-STGF juga sifatnya probable Omicron. Omicron bisa dipastikan dengan WGS. Tapi WGS belum memungkinkan dilakukan di Indonesia karena keterbatasan laboratorium," jelas Nadia dihubungi terpisah.

Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster

Mengenal apa itu STGF dan WGS

Seorang tenaga kesehatan melakukan tes usap pcr kepada seorang warga di Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (3/2/2022). Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Rosye Arosdiani menyatakan kasus COVID-19 di Kota Bandung mengalami kenaikan hingga 10 kali lipat dalam dua minggu terakhir Januari 2022 atau dari 70 kasus menjadi 700 kasus. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI Seorang tenaga kesehatan melakukan tes usap pcr kepada seorang warga di Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (3/2/2022). Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Rosye Arosdiani menyatakan kasus COVID-19 di Kota Bandung mengalami kenaikan hingga 10 kali lipat dalam dua minggu terakhir Januari 2022 atau dari 70 kasus menjadi 700 kasus. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.

Dilansir dari Kompas.com, Sabtu (5/2/2022), STGF merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kasus probable varian Omicron atau bukan.

S-gene merupakan salah satu elemen virus yang tidak terdapat di varian Omicron akibat mutasi yang dialami.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sebelum Mundur dari Kepala Otorita IKN, Bambang Pernah Curhat Tak Digaji 11 Bulan

Sebelum Mundur dari Kepala Otorita IKN, Bambang Pernah Curhat Tak Digaji 11 Bulan

Tren
Alasan Pakaian Astronaut Selalu Berwarna Putih, Ini Fungsinya

Alasan Pakaian Astronaut Selalu Berwarna Putih, Ini Fungsinya

Tren
BPJS Kesehatan Jadi Syarat Membuat dan Memperpanjang SIM mulai 1 Juli 2024

BPJS Kesehatan Jadi Syarat Membuat dan Memperpanjang SIM mulai 1 Juli 2024

Tren
5 Fakta Seputar Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, Bermula dari Ancaman FB

5 Fakta Seputar Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, Bermula dari Ancaman FB

Tren
Warga Arab Saudi Tak Boleh Setiap Tahun Naik Haji, Tunggu 5 Tahun Dulu

Warga Arab Saudi Tak Boleh Setiap Tahun Naik Haji, Tunggu 5 Tahun Dulu

Tren
Benarkah Huruf Y Akan Dihapus dari Alfabet? Ini Kata Badan Bahasa

Benarkah Huruf Y Akan Dihapus dari Alfabet? Ini Kata Badan Bahasa

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat Jalan Kaki Kurang dari 5.000 Langkah Per Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat Jalan Kaki Kurang dari 5.000 Langkah Per Hari

Tren
Kapan Waktu Sarapan Terbaik dan Terburuk untuk Penderita Diabetes? Ini Kata Ahli

Kapan Waktu Sarapan Terbaik dan Terburuk untuk Penderita Diabetes? Ini Kata Ahli

Tren
Peneliti Temukan Bahan Legging Olahraga Bisa Picu Kanker, Apa Itu?

Peneliti Temukan Bahan Legging Olahraga Bisa Picu Kanker, Apa Itu?

Tren
Daftar 12 Instansi Pusat yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024

Daftar 12 Instansi Pusat yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Mukesh Ambani Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Asia | Kalori yang Terbakar Usai Jalan Kaki 30 Menit

[POPULER TREN] Mukesh Ambani Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Asia | Kalori yang Terbakar Usai Jalan Kaki 30 Menit

Tren
Soroti Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, KPAI: Memori Buruk Dapat Melekat pada Korban

Soroti Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, KPAI: Memori Buruk Dapat Melekat pada Korban

Tren
Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?

Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?

Tren
Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com