KOMPAS.com - Sebanyak 3 ibukota provinsi di belahan utara Indonesia akan mengalami fenomena ekuiluks pada akhir Januari hingga Februari 2022.
Ketiga ibukota itu adalah Tanjungselor (Kalimantan Utara) pada tanggal 27 Januari 2022, Medan (Sumatera Utara) pada tanggal 10 Februari 2022, dan Banda Aceh (NAD) pada tanggal 25 Februari 2022.
Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Indonesia Sulit Hindari Gelombang Ketiga
Ekuiluks terjadi ketika panjang siang tepat sama dengan panjang malam sebesar 12 jam. Tanggal terjadinya ekuiluks bergantung dengan lintang geografis pengamat.
Ekuiluks dapat terjadi beberapa hari, pekan bahkan beberapa bulan sebelum atau setelah ekuinoks
Selain itu ada 36 kota lainnya di 5 provinsi yang juga akan mengalami ekuiluks sejak 20 Januari hingga 26 Februari mendatang.
Peneliti Pusat Riset Sains Antariksa-Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Andi Pangerang, menjelaskan ekuiluks adalah fenomena astronomis ketika panjang siang tepat sama dengan panjang malam yakni 12 jam.
Fenomena ekuiluks tidak sama dengan ekuinoks. Ekuinoks adalah fenomena astronomis ketika lintasan semu harian Matahari berimpit dengan garis khatulistiwa.
Hal itu menyebabkan Bumi akan tegak, tidak ada belahan Bumi tertentu yang condong ke Matahari, sehingga garis batas siang-malam (terminator) berimpit dengan garis bujur/meridian geografis Bumi.
Dengan begitu durasi siang bisa lebih panjang dibandingkan durasi malam. Tapi ketika durasi siang dan malam sama, itu disebut ekuiluks.
"Sebagaimana dengan ekuinoks, ekuiluks dapat terjadi dua kali setahun. Fenomena ini akan terjadi kembali pada 15 Oktober 2022 (Sabang) hingga 18 November 2022 (Subulussalam) mendatang," kata Andi pada Kompas.com, Sabtu (22/1/2022).
Baca juga: Mengenal Ekuiluks, Saat Durasi Siang dan Malam Tepat 12 Jam
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.