Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Ransomware Conti yang Menyerang Data Bank Indonesia?

Kompas.com - 22/01/2022, 14:15 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bank Indonesia membenarkan adanya upaya serangan ransomware Conti pada Desember 2021. 

Meskipun demikian, BI memastikan tidak ada data strategis yang terdampak atau berhasil diretas.

"Bank Indonesia menyadari adanya upaya peretasan berupa ransomware pada bulan lalu. Tidak ada data yang diretas," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dikutip Kompas.com, Jumat (21/1/2022).

Baca juga: Bank Indonesia Jadi Sasaran Serangan Ransomware

Kronologi kejadian

Dikutip dari Kompas.id, Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Anton Setiawan mengatakan, insiden peretasan terjadi pada Desember 2021.

BI telah melapor ke BSSN pada 17 Desember 2021. Namun, kata Anton, ransomware Conti hanya menyerang sistem BI di kantor Bengkulu. Pelaku menyerang perangkat komputer personal di kantor itu. Setelah ditelusuri, ada sekitar 16 komputer yang terdampak.

”Data pekerjaan personal di komputer kantor BI di Bengkulu. Tidak ada data terkait sistem kritikal di BI (pusat) yang terkena. Tidak ada kerugian finansial,” kata Anton.

Anton menambahkan, BI dan BSSN sudah membentuk tim untuk mitigasi. Hingga kini, Kementerian Komunikasi dan Informatika belum memberikan konfirmasi tanggapan mengenai kejadian tersebut.

Setelah adanya serangan ini pihak BI melakukan sejumlah upaya pencegahan agar kejadian serupa tidak teradi.

”Serangan ini menyadarkan kami bahwa cyber attack itu nyata,” ujar Erwin.

Baca juga: Serangan Ransomware Dilaporkan Naik 64 Persen dalam Setahun Terakhir

Apa itu ransomware Conti yang menyerang BI?

Ransomware merupakan jenis perangkat lunak perusak (malware) yang menargetkan perangkat keras untuk memperoleh informasi berharga pengguna dan mengenkripsi semua data yang ditemukannya, lalu mengunci file yang memuat data itu.

Pakar digital forensik Ruby Alamsyah menjelaskan Conti Ransomware yang menyerang salah satu kantor cabang BI di Sumatera merupakan Ransomware-as-a-Service (RaaS).

"Di mana conti ransomware bisa masuk ke komputer korban dengan cara penyebaran malware menggunakan teknik Spear-Phishing," kata Ruby pada Kompas.com, Sabtu (22/1/2022).

Spear-Phishing merupakan teknik phishing yang menggunakan komunikasi email berpura-pura menjadi orang tertentu (atau bagian kantor tertentu seperti HRD) dan menampilkan nama korban secara spesifik di email tersebut.

Saat korban mengklik akan menuju ke sebuah website palsu yang berpura-pura menjadi website resmi seperti Login Page pada Microsoft 365 Online.

Korban lalu diminta memasukkan username dan password. Jika korban mengisinya dengan benar, pada akhirnya pelaku mengetahui informasi username dan password tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com