Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Peningkatan Antibodi Kombinasi Vaksin Booster, Vaksin Apa yang Tertinggi?

Kompas.com - 13/01/2022, 13:05 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Program vaksinasi booster Covid-19 atau vaksin dosis ketiga dimulai pada Rabu (12/1/2022).

Presiden Joko Widodo telah memerintahkan bahwa pemberian vaksin booster diberikan secara gratis untuk masyarakat Indonesia.

"Saya telah memutuskan pemberian vaksin ketiga ini gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia, karena sekali lagi saya tegaskan bahwa keselamatan rakyat adalah yang utama," kata Jokowi dalam konferensi pers di YouTube Sekretariat Presiden Selasa (11/1/2022).

Baca juga: Mekanisme Lengkap Vaksin Booster Gratis yang Dimulai Hari Ini, Syarat hingga Jadwalnya!

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara resmi telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk 5 jenis produk vaksin Covid-19 sebagai booster.

Berikut ini kombinasi vaksin booster serta jumlah peningkatan antibodi yang terbentuk berdasarkan data yang disampaikan BPOM dalam laman resminya:

  • Vaksin booster Sinovac (Coronavac)+ vaksin primer dosis lengkap Sinovac (Coronavac): peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari pemberiaan booster.
  • Vaksin booster Pfizer (Comirnaty)  + vaksin primer dosis lengkap Pfizer (Comirnaty) : peningkatan titer antibodi netralisasi sebesar 3,29 kali setelah 1 bulan pemberian booster.
  • Vaksin booster AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac) + vaksin primer dosis lengkap AstraZeneca: peningkatan titer antibodi IgG dari awalnya 1.792 menjadi 3.746 kali.
  • Vaksin booster Moderna + vaksin primer AstraZeneca / Pfizer/ Janssen: peningkatan titer antibody sebesar 12,99 kali.
  • Vaksin booster Zifivax + vaksin primer Sinovac/ Sinopharm: peningkatan titer antibodi netralisasi lebih dari 30 kali.

Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diketahui soal Vaksin Booster

Adapun pemberian booster dalam data tersebut dilakukan setelah 6 bulan penyuntikan vaksin dosis lengkap.

Selain itu booster diberikan pada usia 18 tahun ke atas.

BPOM dalam keteranganya menyampaikan keamanan kelima vaksin booster atau dosis lanjutan tersebut menunjukkan bahwa frekuensi, jenis dan keparahan dari Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) yang dilaporkan setelah pemberian booster bersifat ringan dan sedang.

Baca juga: Program Vaksinasi Dosis Ketiga Dimulai 12 Januari, Vaksin Booster Wajib atau Tidak?

Alternatif pemberian booster dari Kemenkes

Pelaksanaan vaksinasi booster (dosis ketiga) untuk warga lanjut usia (lansia) di kantor balai RW 04 Kelurahan Ngagel Rejo, Kecamatan Wonokromo, Surabaya, Kamis (13/1/2022).KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN Pelaksanaan vaksinasi booster (dosis ketiga) untuk warga lanjut usia (lansia) di kantor balai RW 04 Kelurahan Ngagel Rejo, Kecamatan Wonokromo, Surabaya, Kamis (13/1/2022).

Melansir pemberitaan Kompas.com, 11 Januari 2021, Menteri Budi Gunadi Sadikin menambah kombinasi jenis vaksin Covid-19 sebagai booster yang berbeda dari BPOM.

Di mana dalam rekomendasinya, Menteri Budi menambahkan bahwa penerima vaksin Sinovac boleh menggunakan booster AstraZeneca maupun Pfizer.

"Yang pertama, untuk vaksin primer Sinovac atau vaksin pertama dan kedua Sinovac kita akan berikan vaksin booster-nya setengah dosis Pfizer," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (11/1/2022).

Baca juga: Tanya Jawab Seputar Vaksin Booster

Budi juga mengatakan penerima vaksin Sinovac dosis lengkap juga bisa menggunakan setengah dosis vaksin AstraZeneca sebagai vaksin booster.

"Alternatif ketiga vaksin primer AstraZeneca, dua kali AstraZeneca, kita akan berikan vaksin booster-nya setengah dosis Moderna," ujarnya.

Budi juga mengatakan, kombinasi tersebut berdasarkan hasil riset dan penelitian dari peneliti di dalam negeri dan luar negeri.

Terpisah, Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, penggunaan vaksin booster AstraZeneca maupun Pfizer pada vaksinasi primer Sinovac menunjukkan peningkatan titer antibodi sebesar 3-4 kali.

"Kalau dari studi 3-4 kali," ujar Nadia saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/1/2022).

 Baca juga: Profil 3 Obat yang Diklaim Mampu Obati Covid-19, Apa Saja?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Beda Gejala Covid-19 Sebelum dan Sesudah Disuntik Vaksin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com