SAYA berkeyakinan bahwa kemanusiaan adalah mahkota peradaban. Tanpa kemanusiaan, peradaban umat manusia rawan bersifat buruk bahkan destruktif.
Hal itu telah dibuktikan oleh para tokoh yang menyalahgunakan kemanusiaan sebagai alasan untuk melakukan kekerasan, kekejaman bahkan kebengisan terhadap sesama manusia.
Maka di masa sisa hidup makin mendekat ajal, saya ingin mempelajari apa yang disebut sebagai kemanusiaan.
Semula saya ingin belajar kemanusiaan dari tokoh pejuang kemanusiaan yang saya kagumi, yaitu Ibu Theresa.
Namun berhubung Ibu Theresa melakukan perjuangan menjunjung tinggi kemanusiaan bukan di Indonesia, tetapi di India, maka sebagai warga Indonesia saya belum sempat menjumpai beliau.
Bahkan pada tanggal 5 September 1997, Ibu Theresa meninggalkan dunia fana ini. Pupuslah harapan saya berjumpa dengan beliau untuk belajar kemanusiaan dari tokoh pejuang kemanusiaan.
Namun sebenarnya saya tidak perlu ke India, sebab di Indonesia juga ada tokoh pejuang kemanusiaan tanpa pamrih, kecuali pamrih berjuang untuk menolong sesama manusia yang sedang menderita, yaitu Sandyawan Sumardi.
Berhubung di Indonesia saya punya seorang maha guru etika, yaitu Romo Frans Magnis Suseno yang kebetulan sama-sama Jesuitawan dengan Sandyawan Sumardi, maka saya mohon pendapat Romo Frans tentang rencana saya berguru kemanusiaan kepada Sandyawan Sumardi.
Romo Frans sepenuhnya mendukung hasrat saya belajar kemanusiaan dari Sandyawan Sumardi, yang menurut Romo Frans adalah Anugerah Tuhan.
Namun saya tidak pernah lupa pesan wanti-wanti Romo Frans bahwa dalam belajar kemanusiaan pasti saya akan memperoleh perlawanan dari pihak yang merasa dirugikan oleh kemanusiaan.
Semula saya tidak paham bagaimana kemanusiaan bisa merugikan manusia.
Namun setelah saya jatuh-bangun, maka babak-belur akibat mempelajari kemanusiaan dari bukan teori, namun sikap dan perilaku Sandyawan Sumardi secara nyata pada kenyataan, lambat namun pasti akhirnya saya sadar tentang makna pesan Romo Frans bahkan niscaya ada pihak yang dirugikan akibat kemanusiaan.
Misalnya kemanusiaan merupakan kendala akhlak merugikan pihak-pihak yang ingin menyengsarakan sesama manusia.
Kemanusiaan jelas menghambat hasrat seorang lelaki yang ingin memperkosa seorang perempuan.
Kemanusiaan potensial menghambat perintah seorang jenderal kepada para anak-buahnya untuk membinasakan sesama manusia yang dianggap sebagai musuh.