Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Covid-19 pada 2021 Hadirkan Banyak Pelajaran bagi Indonesia, Apa Saja Tantangannya untuk Tahun Ini?

Kompas.com - 02/01/2022, 08:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sepanjang 2021 Indonesia mengalami berbagai dinamika dan tantangan dalam penanganan pandemi Covid-19.

Diawali dengan lonjakan kasus pada Januari, dan diikuti lonjakan kedua pada Juli, berjalannya waktu pada Desember, kasus Covid-19 disebutkan cukup terkendali.

Patut disayangkan, akibat lonjakan itu tidak sedikit masyarakat harus kehilangan kerabat, keluarga hingga sanak saudaranya.

Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Satria Wiratama mengatakan, berlangsungnya pandemi pada 2021 menunjukkan ketidaksiapan Indonesia dalam menghadapi gelombang kedua yang didominasi varian Delta.

Baca juga: Omicron Masuk Indonesia, Vaksin Masih Ampuh?

Mendapat banyak pelajaran...

Menurutnya, jumlah orang yang terinfeksi Covid-19, sakit, dirawat di rumah sakit, dan meninggal dunia jumlahnya cukup banyak sehingga membuat surveilans testing, tracing, dan treatment (3T) kewalahan.

Terlebih, hal itu ditunjang masih rendahnya vaksinasi pada saat itu.

"Namun dari situ kita belajar banyak, 3T mulai diperbaiki, pembuatan lokasi isolasi terpusat diperbanyak, vaksinasi dipercepat, rumah sakit lapangan serta logistik untuk penanganan pasien juga perlahan membaik. Semua itu belajar dari gelombang kedua kemarin," ujar Bayu, kepada Kompas.com, Sabtu (1/1/2022).

Selain itu, imbuh Bayu, pendekatan pemerintah dalam menghadapi Covid-19 saat ini juga membaik, misalnya dalam hal penjagaan pintu masuk.

"Di mana saat ini pemerintah tidak segan memberlakukan karantina 10-14 hari untuk menahan kasus impor," katanya.

Baca juga: Apa Itu Varian Omicron dan Apa Saja Gejalanya?

Lemahnya pengawasan dan evaluasi sistem karantina

Sejumlah tenaga kesehatan meneriakan yel-yel sebelum melakukan pergantian jadwal perawatan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (26/1/2021). Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Pusat mengumumkan per Selasa (26/1) pukul 15.55 WIB, terdapat penambahan jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 13.094 orang sehingga total telah mencapai 1.012.350 kasus di Indonesia.  ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT Sejumlah tenaga kesehatan meneriakan yel-yel sebelum melakukan pergantian jadwal perawatan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (26/1/2021). Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Pusat mengumumkan per Selasa (26/1) pukul 15.55 WIB, terdapat penambahan jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 13.094 orang sehingga total telah mencapai 1.012.350 kasus di Indonesia. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.

Namun demikian, menurut Bayu, tetap ada catatan mengenai lemahnya pengawasan dan evaluasi sistem karantina.

Hal itu dikarenakan terdapat beberapa kasus "kebocoran" karantina.

Dia berharap, ke depannya pemerintah dapat meningkatkan sistem pengawasan dan evaluasi sistem kekarantinaan.

"Kemudian juga ada denda yang sangat besar diberlakukan bagi mereka yang melanggar peraturan karantina," ujar Bayu.

Lebih lanjut, menurut Bayu, aplikasi PeduliLindungi juga semakin bagus penggunaannya, walaupun konsistensi dan kedisiplinan pengelola tempat publik dan masyarakat masih rendah terutama saat kasus menurun dan mobilitas meningkat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com