Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Semeru Naik Status Menjadi Siaga

Kompas.com - 17/12/2021, 07:41 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Potensi awan panas guguran

Badan Geologi ESDM menyebutkan, aktivitas awan panas guguran masih berpotensi terjadi dikarenakan adanya endapan aliran lava dengan panjang aliran kurang lebi 2 km dari pusat erupsi.

Aliran lava ini belum stabil dan berpotensi longsor terutama di bagian ujung alirannya sehingga bisa mengakibatkan awan panas guguran.

Selain berpotensi munculnya awan panas, potensi terjadinya aliran lahar saat ini juga masih tinggi karena curah hujan cukup tinggi di Gunung Semeru.

Apalagi mengingat data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memperkirakan musim hujan akan berlangsung selama 3 bulan ke depan.

“Secondary explosion juga berpotensi terjadi di sepanjang aliran sungai apabila luncuran awan panas yang terjadi masuk/kontak dengan air sungai,” tulis pengumuman tersebut.

Baca juga: [POPULER TREN] Sudah Terdeteksi di Indonesia, Apa Gejala Omicron?

Rekomendasi 

peta prakiraan bahaya gunung Semerudoc. PVMBG peta prakiraan bahaya gunung Semeru

Adapun dengan adanya kenaikan level ini adapun sejumlah imbauan untuk wisatawan, masyarakat maupun pengunjung yakni:

  1. Mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,
  2. Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
  3. Tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)
  4. Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Masyarakat diimbau tidak terpancing oleh berita yang tidak bertanggung jawab terkait aktivitas Gunung Semeru.

Serta diimbau mengikuti arahan instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB dan K/L, Pemda, dan instansi terkait lainnya.

Informasi mengenai aktivitas Gunung Api Semeru terkini dapat diperoleh melalui:

Baca juga: Gunung Awu di Sulawesi Utara Naik Status Menjadi Waspada 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com