Terutama jika seseorang mengalami gejala atau menjadi kontak erat, seharusnya tidak boleh masuk sekolah.
"Namun juga kita apresiasi bahwa kasusnya tidak ada yang sampai luas karena cepat ditangani oleh satgas masing-masing daerah dan efek dari vaksinasi juga terasa di mana kebanyakan kasus adalah gejala ringan sampai ke tidak bergejala," kata Bayu.
Kemudian terkait langkah yang harus diambil, menurutnya adalah peningkatan pengawasan dan edukasi ke semua warga sekolah.
"Peningkatan pengawasan termasuk edukasi ke semua warga sekolah bahwa jika ada gejala sekecil apa pun atau menjadi kontak erat dari kasus Covid-19 maka tidak boleh hadir di sekolah," tegasnya.
Baca juga: Deretan Sanksi di Berbagai Negara bagi Warga yang Menolak Vaksinasi Covid-19
Jika ada yang mengalami gejala sekecil apa pun, bisa membahayakan orang lain. Sehingga Bayu menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan.
"Kalau bergejala seringan apa pun tapi mengarah ke Covid-19 maka sebaiknya periksa. Istirahat di rumah hanya untuk yang tidak bergejala namun jadi kontak erat," ujar Bayu.
Terkait perlu tidaknya testing rutin di sekolah yang mengadakan PTM, menurut Bayu jika semua langkah sudah dilakukan maka testing rutin tidak diperlukan.
Langkah yang dia maksud adalah vaksinasi, skrining gejala, melarang orang yang bergejala masuk sekolah, dan melarang kontak erat masuk sekolah.
"Tapi jika memang mau dan mampu melakukan tes rutin maka disarankan dengan antigen per minggu," imbuhnya.
Baca juga: Eropa Alami Gelombang Baru Covid-19, Beberapa Negara Kembali Lockdown