Budi mengatakan, Presiden Joko Widodo meminta agar Kemenkes memonitor secara ketat 5 provinsi yang terindikasi mengalami kenaikan kasus.
Menurut dia, kelima provinsi itu berada di Jawa.
Berdasarkan hasil observasi Kemenkes pekan lalu, kata Budi, ada 126 kabupaten atau kota yang mengalami kenaikan kasus.
Beberapa di antaranya bahkan mencatat kenaikan selama 3 minggu berturut-turut.
"Sehingga kita lakukan pendalaman. Sebagian besar kenaikannya karena ada kasus positif di sekolah dan takziah," kata Budi dalam konferensi pers, Senin (15/11/2021).
"Oleh karena itu, saya dengan Pak Nadiem akan segera melakukan konsolidasi agar tetep melakukan program tatap muka tapi dengan surveillance yang aktif," lanjut dia.
Sementara itu, epidemiolog Griffith University, Australia Dicky Budiman mengatakan, ada tiga kombinasi maut kemunculan gelombang baru pandemi Covid-19.
Pelonggaran mobilitas dan interaksi yang tak terkendali merupakan kombinasi pertama.
Hal ini diperparah dengan adanya pergerakan melibatkan mayoritas masyarakat yang tidak memiliki imunitas.
Dalam hal ini, masyarakat yang tidak memiliki imunitas adalah mereka yang belum disuntik vaksin Covid-19.
Selanjutnya, adanya varian Delta yang memiliki kemampuan dalam menginfeksi, masih menjadi ancaman besar bagi semua negara.
"Jangankan 40 persen Indonesia belum divaksin, penduduk Singapura yang 18 persennya belum divaksin penuh saja sudah menjadi bahan bakar yang lebih dari cukup untuk membuat ledakan kasus Covid-19," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (15/11/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.