Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Gunung Nevado del Ruiz di Kolombia Meletus, 23.000 Tewas

Kompas.com - 13/11/2021, 08:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung berapi Nevado del Ruiz di Kolombia meletus pada 13 November 1985 atau 36 tahun lalu. 

Gunung yang terletak sekitar 130 kilometer dari Bogota, ibu kota Kolombia itu meletus pada pukul 21.00 waktu setempat.

Sedikitnya 23.000 orang dilaporkan meninggal dunia akibat letusan gunung api tersebut. 

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Korean Air Jatuh Ditembak Sukhoi di Laut Jepang, 269 Tewas

Sebelumnya, pada pukul 15.00 sudah mengeluarkan uap dan gas dalam letusan freatiknya, namun kemudian reda.

Hujan mulai turun, otoritas terkait sesungguhnya sudah dapat membaca bahwa letusan mungkin akan terjadi dalam waktu dekat, namun tidak ada yang bisa memprediksi pukul berapa letusan akan terjadi.

Dan akhirnya letusan yang ditakutkan itu pun benar terjadi pada pukul 21.00. 

Muntahkan abu panas bercampur lava panas menyembul ke atmosfer. Letusan magmatik berlangsung hingga 20 menit lamanya.

Hanya butuh satu jam, lahar telah mencapai kota terdekat, yakni Chinchiná. Di sana, sekitar 1.000 orang kehilangan nyawa, 200 rumah, serta tiga jembatan hancur.

Lalu tak sampai 3 jam kemudian, sekitar pukul 23.30, lahar juga berhasil mencapai kota Armero.

Lahar melaju dengan kecepatan 30 kilometer per jam dan melahap semua yang dilaluinya, mulai dari pohon, kendaraan, jembatan, ladang pertanian, pemukiman warga, saluran telepon juga air, dan semua yang ada di jalur lintasnya.

Mengutip Earth Magazine, dikatakan 70 persen penduduk kota Armero tewas akibat sapuan lahar tersebut.

Setidaknya, dari total 29.000 penduduk kota, lebih dari 23.000 jiwa melayang dan 5.000 lainnya terluka.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Sriwijaya Air Tabrak 3 Orang Petani Sayur di Jambi

 

Salju dan es meleleh

Meski tidak dianggap sebagai letusan besar, namun ternyata letusan dari gunung yang termasuk stratovolcano itu berhasil melelehkan salju dan es yang melapisi puncaknya.

Ahli geologi dari Pennsylvania State University, Barry Voight menyebut gagalnya manajemen darurat sehingga harus jatuh korban jiwa yang seharusnya bisa ditekan jumlahnya.

Dengan banyaknya korban nyawa yang jatuh, letusan Nevado del Ruiz di saat itu disebut menjadi bencana alam paling parah yang pernah terjadi di Kolombia.

Selain itu, letusan juga tercatat menjadi yang paling mematikan kedua di sepanjang abad 20, setelah letusan gunung Pelee (1902). Letusan ini pun menjadi letusan gunung paling mematikan keempat di sepanjang sejarah.

Baca juga: Geser Jack Ma, Zhong Shanshan Jadi Orang Terkaya di China, Kekayaanya Rp 938,8 Triliun

Namun, dari apa yang terjadi di Nevado del Ruiz, ada pelajaran penting yang bisa diambil para ahli geologi.

Salah satunya oleh ahli geologi dari Amerika Serikat, Jeffrey Marso.

"(Letusan) Ruiz adalah peristiwa yang benar-benar penting dalam vulkanologi modern, karena menunjukkan bahaya lahar yang meluas dari gunung berapi yang tertutup salju dan es,” kata dia.

“Kami sekarang tahu bahwa letusan yang relatif kecil di gunung berapi yang tinggi salju dan berlapis es dapat menghasilkan lahar yang mengancam populasi puluhan kilometer jauhnya," lanjut Jeffrey.

Nevado del Ruiz merupakan gunung berapi tertinggi kedua di Kolombia dan terletak di Taman Nasional Los Nevados.

Dalam catatan sejarah, Nevado del Ruiz tercatat dua tiga metetus yang menimbulkan korban jiwa. Selain letusan 1985, ada juga letusan tahun 1595 yang menyebabkan 636 orang tewas, dan letusan tahun 1845 dengan lebih dari 1.000 korban jiwa.

Baca juga: Video Viral Polisi Tinju Angkot bak Salam dari Binjai, Ini Alasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com