Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Monstera Memang Tanaman Mahal?

Kompas.com - 16/09/2021, 07:06 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Selain itu, jenis tanaman apa pun yang memiliki corak unik atau berwarna putih (variegata) juga menjadi faktor yang membuat harganya mahal.

"Ya varietas yang variegata pasti lebih mahal, karena munculnya warna yang berbeda. Warna ini muncul kalau dalam dunia akademisi tanaman hias bisa dilakukan dengan persilangan, mutasi, bioteknologi, atau pemurnian," jelas Taufan.

Agar tak tertipu tren, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan apakah tanaman memang layak dijual atau dibeli dengan harga tinggi.

Pertama, lihat dari sisi tanaman dan karakteristik tanaman tersebut. Apakah tanaman lokal atau introduksi dari luar, kesehatan tanaman, dan tanyalah pada ahli (praktisi, akademisi, peneliti, dan lainnya) yang paham dengan tanaman tersebut.

Kedua, ketika membeli tanaman hias secara online, calon pembeli harus paham betul reputasi toko dan komentar-komentar dari pembeli di toko tersebut.

Seperti diberitakan Kompas.com, 26 Agustus 2021, Ketua Laboratorium Pengelolaan Lanskap dari Jurusan Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Hadi Susilo Arifin mengimbau kepada masyarakat untuk jeli dan skeptis dalam melihat suatu tren tanaman hias.

Jika ada orang yang menjual tanaman hias sampai dengan harga puluhan juta bahkan ratusan juta, maka perlu untuk mempertimbangkan, apakah layak jika tanaman itu diberi harga tinggi.

"Misalnya, tanaman monstera atau janda bolong, dia dinamakan janda bolong itu berasal dari kata 'rondo bolong', rondo itu artinya daun, jadi maknanya daun yang bolong," ujar Hadi.

Hadi mengatakan, tanaman janda bolong termasuk mudah untuk merawatnya, dan tidak memerlukan teknik tertentu.

"Sebenarnya kan tanaman itu makhluk hidup biasa, bisa dikembangbiakan, bisa diperbarui, di-stek atau dari batang anakan juga bisa tumbuh," lanjut dia.

Masyarakat juga perlu paham bagaimana tanaman yang hendak dipeliharanya itu tumbuh dan apakah memerlukan penanganan khusus atau tidak.

Jika suatu jenis tanaman betul-betul disukai, Hadi mengatakan, ada orang-orang yang memainkan emosional dan bermain di kalangan tertentu juga.

Artinya, suatu tanaman itu dapat dipopulerkan di kalangan yang tertentu saja, hingga membuat orang lain ikut-ikutan untuk membeli dengan harga berapa pun.

"Ya orang yang ikut-ikutan ini harusnya berpikir jernih, karena tanaman itu bisa di-stek ya, dipotong, ditanam sudah tumbuh lagi," ujar Hadi.

"Sayangnya, banyak orang enggak paham. Tahunya terima, beli bagus, senang, mahal ya tidak mengapa," lanjut dia.

Hal ini lah yang sebaiknya dihindari agar dapat bijak dalam memilih dan membeli tanaman hias.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Teringat Kasus Jessica Wongso, Otto Hasibuan Beri Bantuan Hukum Terpidana Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Teringat Kasus Jessica Wongso, Otto Hasibuan Beri Bantuan Hukum Terpidana Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Jadwal Puasa Zulhijah, Tarwiyah, dan Arafah Jelang Idul Adha 2024

Jadwal Puasa Zulhijah, Tarwiyah, dan Arafah Jelang Idul Adha 2024

Tren
Profil Ilham Habibie, Direkomendasikan Maju Pilkada Jabar oleh Nasdem

Profil Ilham Habibie, Direkomendasikan Maju Pilkada Jabar oleh Nasdem

Tren
Curhat Jokowi, Mengaku Bingung Saat Cari Tempat Makan di IKN

Curhat Jokowi, Mengaku Bingung Saat Cari Tempat Makan di IKN

Tren
Benarkah Jokowi Melarang Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024?

Benarkah Jokowi Melarang Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024?

Tren
Deretan Jenderal Polisi yang Duduki Jabatan Sipil 2024, Terbaru Irjen Risyapudin Nursin

Deretan Jenderal Polisi yang Duduki Jabatan Sipil 2024, Terbaru Irjen Risyapudin Nursin

Tren
Starlink Elon Musk Masuk Pedalaman Brasil, Dikeluhkan Tetua Suku Bikin Anak Muda Malas

Starlink Elon Musk Masuk Pedalaman Brasil, Dikeluhkan Tetua Suku Bikin Anak Muda Malas

Tren
Bukan karena Cobek dan Ulekan Batu, Ini Penyebab Munculnya Batu Ginjal

Bukan karena Cobek dan Ulekan Batu, Ini Penyebab Munculnya Batu Ginjal

Tren
Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes

Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes

Tren
Cerita Rokiah, Jemaah Haji Difabel Indonesia yang Berangkat Seorang Diri, Kini Bertemu Sahabat Baru

Cerita Rokiah, Jemaah Haji Difabel Indonesia yang Berangkat Seorang Diri, Kini Bertemu Sahabat Baru

Tren
Turis Digigit Monyet Saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Mengaku Suntik Antirabies Rp 97 Juta

Turis Digigit Monyet Saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Mengaku Suntik Antirabies Rp 97 Juta

Tren
Teka-teki Pemegang Akun Facebook Icha Shakila, Diyakin Jadi Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Teka-teki Pemegang Akun Facebook Icha Shakila, Diyakin Jadi Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Tren
Kapan Pengumuman Hasil UTBK SNBT 2024? Ini Jadwal dan Cara Ceknya

Kapan Pengumuman Hasil UTBK SNBT 2024? Ini Jadwal dan Cara Ceknya

Tren
Belajar dari Kasus di Kosambi, di Mana Tempat Meletakkan Tabung Gas LPG yang Benar?

Belajar dari Kasus di Kosambi, di Mana Tempat Meletakkan Tabung Gas LPG yang Benar?

Tren
Orang yang Berkurban Dianjurkan Tidak Potong Kuku dan Rambut, Mulai Kapan?

Orang yang Berkurban Dianjurkan Tidak Potong Kuku dan Rambut, Mulai Kapan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com