Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teror Senapan Angin terhadap Perlindungan Satwa

Kompas.com - 15/09/2021, 13:30 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

"Seharusnya dari pemerintah tutup semua tempat perbaikan, penjual senapan angin. Karena jelas sekali gunanya senapan angin ini tujuannya tidak ada yang positif, pasti tujuannya itu sangat merugikan," imbuhnya.

Baca juga: 6 Satwa yang Hidup Kembali Setelah Dinyatakan Punah

Femke mengungkapkan, tanpa adanya ketegasan dari pemerintah untuk menghentikan peredaran senapan angin, maka siklus kekerasan terhadap satwa masih akan terus terulang.

"Saya sudah merawat satwa hasil sitaan dari tahun 2002. Semua primata yang saya terima, baik yang hasil sitaan atau yang kita selamatkan, selalu adalah bayi. Bayi-bayi, anakan, yang harus kehilangan induknya di tangan pemburu yang menggunakan senapan angin," kata Femke.

Dia mengatakan, untuk membunuh induk primata, para pemburu itu tidak cukup hanya menembak sekali atau dua kali saja, melainkan berulangkali. Hal ini karena senapan angin pada dasarnya hanya bisa melukai.

"Jadi untuk benar-benar sampai mati itu mereka harus tembak, tembak, tembak, dan sekali tembak itu kan ada beberapa peluru yang keluar, jadi itu sering anakannya juga kena," ujar dia.

"Selalu yang kita lakukan ketika menyelamatkan primata, yang dari perdagangan, itu harus langsung discan X-ray, dan itu 80 persen ada peluru di tubuhnya, dan itu sangat menyedihkan sekali," kata Femke.

Menurut Femke, selama senapan angin masih diperbolehkan untuk diperjualbelikan secara bebas, maka Undang-Undang untuk melestarikan satwa liar juga akan sulit untuk diimplementasikan.

Baca juga: Saat China Berencana Hentikan Perdagangan Satwa Liar akibat Virus Corona...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com