Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Mengapa Vaksin Johnson & Johnson Hanya Perlu Satu Kali Suntikan

Kompas.com - 13/09/2021, 09:03 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dokter patologi klinis Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tonang Dwi Ardyanto memberikan penjelasan tentang alasan mengapa vaksin Johnson & Johnson (Janssen) hanya perlu satu kali suntikan.

Tonang mengatakan, vaksin Janssen menggunakan metode viral vector.

Metode tersebut sama dengan yang dipergunakan pada vaksin CanSino, AstraZeneca dan Sputnik.

Baca juga: Ini Gejala-gejala Long Covid-19 yang Bisa Dialami Penyintas

Seperti diketahui, vaksin AstraZeneca dan Sputnik diberikan lewat dua kali suntikan, sementara vaksin Janssen dan CanSino hanya membutuhkan satu kali suntikan saja.

Alasan Johnson & Johnson dan CanSino hanya membutuhkan satu kali suntikan adalah karena kedua vaksin tersebut memiliki adenovirus yang berbeda dengan dua vaksin lainnya.

Tonang menegaskan, pada vaksin Janssen dan CanSino, virus vector-nya adalah adenovirus yang biasa menginfeksi pada manusia, tetapi ringan.

Baca juga: 500.000 Dosis Vaksin Johnson & Johnson Tiba di Indonesia, Ditujukan untuk Siapa?

Ketika menjadi vector, maka tubuh membentuk antibodi terhadap vaksin virus Covid-19 yang dititipkan, maupun terhadap virus vector yang membawanya.

Kalau nanti diberikan lagi vaksin yang sama, maka virus vector tersebut akan "ditangkap" oleh antibodi yang sudah terbentuk.

"Maka virus vector tidak bisa menjalankan tugasnya membawa vaksin Covid-19. Itulah mengapa ada beda, pada Janssen dan CanSino hanya diberikan sebagai dosis tunggal," kata Tonang sebagaimana diberitakan Kompas.com, Minggu (12/9/2021).

Baca juga: Alasan Vaksin Johnson & Johnson Hanya Perlu Satu Kali Suntikan

Vaksin viral vector lain

Kedatangan vaksin Covid-19 Johnson and Johnson dan vaksin Covid-19 Sinovac di Bandara Soekarno Hatta, Sabtu (11/9/2021). Dok. Sekretariat Presiden Kedatangan vaksin Covid-19 Johnson and Johnson dan vaksin Covid-19 Sinovac di Bandara Soekarno Hatta, Sabtu (11/9/2021).

Sementara itu, pada vaksin AstraZeneca, yang dipergunakan adalah adenovirus yang biasanya menginfeksi simpanse.

Setelah disuntikkan, tubuh manusia membentuk antibodi terhadap vaksin Covid-19 yang dibawa, tapi tidak banyak bereaksi terhadap virus vector-nya.

Sedangkan vaksin Sputnik sebenarnya sama dengan vaksin Janssen dan CanSino, yakni menggunakan adenovirus yang biasa menginfeksi manusia. Namun, vaksin Sputnik sengaja dibuat dua versi. Strain virus vector pada dosis kedua sengaja dibedakan dengan dosis pertama.

Maka diharapkan, virus vector-nya tidak ditangkap antibodi yang sudah terbentuk pada tubuh penerima vaksin.

Baca juga: Simak, Berikut Tingkat Efikasi 7 Vaksin Covid-19

Efikasi Johnson & Johnson

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com