Total Dana Desa sejak 2015-2021 mencapai Rp 2,15 Triliun untuk 325 Desa.
Masing-masing desa rata-rata mendapat Rp 291 juta (2015) naik 3,5 kali menjadi Rp 1,32 milyar (2021).
Anak usia di bawah 2 tahun yang mengalami kurang gizi (stunting) naik dari 21,99 persen (2015) menjadi 34,04 persen (2019). Sektiar 3-4 anak dari 10 anak kurang gizi!
Pengangguran terbuka naik dari 2,89 persen (2015) menjadi 4,86 persen (2021). Kemiskinan turun 20,98 persen (2015) menjadi 18,61 persen (2020). Hampir satu dari 5 penduduk masih miskin!
Indek Pembangunan Manusia (IPM) di Probolinggo 64,12 persen (2015) cuma naik menjadi 66,07 persen (2020).
IPM adalah akses penduduk di suatu wilayah pada hasil pembangunan dan tercermin dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
Menutup responsnya, Sri Mulyani menyebut, korupsi adalah musuh utama dan musuh bersama dalam mencapai tujuan mencapai kemakmuran yang berkeadilan.
Kenaikan anggaran negara yang dikucurkan ke Probolinggo berlipat-lipat selama empat periode tidak berdampak apa-apa.
Kemiskinan dan IPM tidak membaik secara signifikan. Pengangguran terbuka naik, kasus anak kurang gizi naik. Hak-hak anak-anak kita dirampas oleh korupsi.
Tergambar kegeraman Sri Mulyani dengan menulisakan korupsi sebagai MUSUH BERSAMA dan MUSUH UTAMA. Empat periode kita tidak beranjak dari sana.
Oya, bersamaan dengan masa empat periode dan kita merasa tidak bergerak ke mana-mana, kita kemudian teringat Munir Said Tahlib.
Munir, pejuang hak azasi manusia yang tewas diracun di pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 974 pada 7 September 2004.
Munir meninggal dalam perjalanan 12 jam dari Jakarta ke Bandara Schiphol, Belanda.
Tiga jam setelah pesawat Garuda Indonesia lepas landas dari Singapura, Munir mengeluh sakit dan bolak-balik ke toilet.
Munir dipindahkan ke sebelah penumpang yang berprofesi sebagai dokter. Dua jam sebelum mendarat, saat diperiksa, Munir telah meninggal.
Dua bulan setelah kematian, didapati bukti arsenik dalam tubuh Munir.
Munir meninggal karena diracun. Munir dibunuh karena membela hak-hak kita.
Munir masuk panggung nasional pasca Reformasi 1998. Munir seangkatan dengan Hasan.
Lahir di tahun 1965, keduanya tumbuh menjadi dewasa di Malang.
Salam malang,
Wisnu Nugroho.