Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Paralimpiade

Kompas.com - 05/09/2021, 15:55 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gelaran olahraga terbesar bagi penyandang disabilitas Paralimpiade kini tengah berlangsung di Tokyo.

Pada Paralimpiade Tokyo 2020, Indonesia mengirimkan 23 wakilnya untuk bertanding mengharumkan nama bangsa.

Medali emas telah diraih oleh pasangan Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah dan Hary/Leani di cabang olahraga badminton.

Medali emas yang diraih Leani/Khalimatus menjadi emas pertama Indonesia selama keikutsertaannya di ajang Paralimpiade.

Baca juga: Hasil Final Badminton Paralimpiade Tokyo - Hary/Leani Rebut Medali Emas!

Bagaimana sejarah Paralimpiade?

Petembak Indonesia, Hanik Puji Astusti (kanan), saat bertanding di Paralimpiade Tokyo 2020.Dok. NPC Indonesia Petembak Indonesia, Hanik Puji Astusti (kanan), saat bertanding di Paralimpiade Tokyo 2020.
Melansir dari laman resmi Paralimpiade, olahraga untuk atlet disabilitas sebenarnya telah ada selama lebih dari 100 tahun.

Klub olahraga tunarungu pertama bahkan tercatat sudah ada pada 1888 di Berlin.

Namun, Paralimpiade baru diperkenalkan secara luas setelah Perang Dunia II. Tujuannya, untuk membantu sejumlah besar veteran perang dan warga sipil yang terluka.

Pada 1944, Dr Ludwig Guttmann membuka pusat cedera tulang belakang di Stoke Mandeville Hospital atas permintaan pemerintah Inggris.

Seiring berjalannya waktu, olahraga rehabilitasi berkembang menjadi olahraga rekreasi dan kemudian menjadi olahraga kompetitif.

Saat upacara pembukaan Olimpiade London 1948, Dr Guttmann menyelenggarakan kompetisi pertama untuk atlet kursi roda yang diberi nama "Stoke Mandeville Games".

Gelaran olahraga itu, melibatkan 16 prajurit dan wanita terluka yang ikut serta dalam kompetisi memanah.

Paralimpiade pertama

Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah berpose bersama Chef de Mission kontingen Indonesia And Herman (dua dari kiri) dan Ketua NPC Indonesia Senny Marbun usai meraih medali emas Paralimpiade Tokyo 2020.DOK. NPC INDONESIA Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah berpose bersama Chef de Mission kontingen Indonesia And Herman (dua dari kiri) dan Ketua NPC Indonesia Senny Marbun usai meraih medali emas Paralimpiade Tokyo 2020.
Stoke Mandeville Games yang kemudian berubah menjadi Paralimpiade, diadakan pertama di Roma pada 1960. Tercatat, ada 400 atlet dari 23 negara ikut dalam kompetisi itu.

Sejak saat itu, Paralimpiade diadakan secara rutin setiap empat tahun sekali.

Pada 1976, pertandingan Paralimpiade Musim Dingin pertama dalam sejarah diadakan di Swedia. Seperti halnya Paralimpiade Musim Panas, turnamen akan diadakan setiap empat tahun.

Sejak Olimpiade Seoul 1988 dan Olimpiade Musim Dingin di Alberville, Perancis pada 1992, Paralimpiade juga telah mengambil bagian di kota dan tempat yang sama dengan Olimpiade.

Baca juga: Usai Leani Ratri, Fredy Sumbang Medali bagi Indonesia di Paralimpiade Tokyo

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cara dan Syarat Pindah Alamat KTP, Tak Perlu Surat Pengantar

Cara dan Syarat Pindah Alamat KTP, Tak Perlu Surat Pengantar

Tren
KJP Plus Cair Juni 2024, Berikut Syarat, Besaran, dan Cara Mengeceknya

KJP Plus Cair Juni 2024, Berikut Syarat, Besaran, dan Cara Mengeceknya

Tren
Picu Rasa Gatal, Mengapa Daun Jelatang Justru Ampuh Atasi Pegal?

Picu Rasa Gatal, Mengapa Daun Jelatang Justru Ampuh Atasi Pegal?

Tren
Mengenal Imunisasi dan Manfaatnya, Apa Bedanya dengan Vaksinasi?

Mengenal Imunisasi dan Manfaatnya, Apa Bedanya dengan Vaksinasi?

Tren
Matahari Disebut Capai Puncak Aktivitasnya dalam Siklus 11 Tahun, Apa Dampaknya bagi Bumi?

Matahari Disebut Capai Puncak Aktivitasnya dalam Siklus 11 Tahun, Apa Dampaknya bagi Bumi?

Tren
Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Lolos Babak 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026

Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Lolos Babak 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tren
Cuka Apel Bermanfaat untuk Apa Saja? Ini 4 Daftar Khasiatnya

Cuka Apel Bermanfaat untuk Apa Saja? Ini 4 Daftar Khasiatnya

Tren
Bumi Terima Sinyal Misterius dari Jarak Hampir 16.000 Tahun Cahaya, Berasal dari Mana?

Bumi Terima Sinyal Misterius dari Jarak Hampir 16.000 Tahun Cahaya, Berasal dari Mana?

Tren
6 Manfaat Jalan Kaki di Walking Pad, Apa Saja?

6 Manfaat Jalan Kaki di Walking Pad, Apa Saja?

Tren
Siswi SMK di Bandung Dirundung 3 Tahun, Depresi, dan Meninggal Dunia

Siswi SMK di Bandung Dirundung 3 Tahun, Depresi, dan Meninggal Dunia

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 12-13 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 12-13 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Ormas Keagamaan yang Tolak Izin Tambang | Cara Daftar Akun PPDB Jateng 2024

[POPULER TREN] Ormas Keagamaan yang Tolak Izin Tambang | Cara Daftar Akun PPDB Jateng 2024

Tren
Update Kasus Bos Rental Tewas di Pati: Polisi Tetapkan 4 Orang Tersangka, Korban Diketahui Pernah Lapor Polisi Februari 2024

Update Kasus Bos Rental Tewas di Pati: Polisi Tetapkan 4 Orang Tersangka, Korban Diketahui Pernah Lapor Polisi Februari 2024

Tren
Alasan Pisang Berubah Warna Menjadi Coklat jika Disimpan Terlalu Lama

Alasan Pisang Berubah Warna Menjadi Coklat jika Disimpan Terlalu Lama

Tren
Video Cahaya Terang Melintasi Langit Sumatera Selatan, Benarkah Meteor Jatuh?

Video Cahaya Terang Melintasi Langit Sumatera Selatan, Benarkah Meteor Jatuh?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com