Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Istilah Covid-22 Lebih Buruk dari Covid-19? Ini Kata Ahli

Kompas.com - 27/08/2021, 20:10 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, ramai istilah Covid-22 di media sosial salah satunya Twitter pada Senin (24/8/2021). Lantas, apa itu Covid-22?

Seperti diketahui, Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2. Dimana angka "19" menunjukkan virus terdeteksi pertama kalinya pada Desember 2019.

Sementara virus corona terus bermutasi dengan banyak varian baru.

Dapat diartikan, tidak ada istilah Covid-20 atau Covid-21, karena semua varian yang muncul selama pandemi ini berasal dari satu garis keturunan atau keluarga yang sama dengan SARS-CoV-2.

Melansir Kompas.com, varian Alpha, Beta, Delta, Gamma, Lambda, dan varian lainnya yang masuk dalam variant of concern atau variant of interest WHO, semuanya berasal dari mutasi progresif pada materi genetik SARS-CoV-2 asli.

Untuk diketahui, variant of concern atau varian yang diwaspadai merupakan kategori yang diberikan pada varian virus corona yang lebih menular, menyebabkan penyakit lebih parah, mengurangi netralisasi oleh antibodi, atau kebal terhadap pengobatan dan vaksin.

Sementara variant of interest atau varian minat masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk sepenuhnya memahami karakteristiknya.

Baca juga: Apa Itu Covid-22, Lebih Ganas dari Delta? Ini Kata Pakar Kesehatan

Dengan kata lain, semua varian ini merupakan turunan dari versi awal yang mulai menyebar.

Apa itu Covid-22?

Pada Senin (24/8/2021), ada lebih dari 58 ribu twit mengenai Covid-22 berasal dari seluruh dunia.

Sebagian besar orang bingung dengan istilah ini. Apakah ini istilah resmi baru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), CDC, atau organisasi lainnya?

Dilansir dari Forbes, Senin (24/8/2021), Bruce Y. Lee yang seorang Profesor Kebijakan dan Manajemen Kesehatan di City University of New York (CUNY) menjelaskan bahwa istilah Covid-22 muncul dari apa yang disampaikan oleh Sai Reddy, PhD, seorang profesor imunologi di ETH Zurich, Swiss.

Dalam pemberitaan di The Sun, Reddy memperingatkan bahwa varian baru yang bisa menimbulkan risiko besar kemungkinan akan muncul di tahun 2022.

"Covid-22 bisa lebih buruk dari yang kita saksikan sekarang," kata Reddy dalam laporan The Sun.

Selain itu dalam artikel tersebut, Reddy menggunakan istilah Covid-21 untuk merujuk varian delta. Penggunaan istilah Covid-21 tersebut justru keliru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com