Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlambat Menerima Vaksin Covid-19 Dosis Kedua, Apa Dampaknya?

Kompas.com - 01/08/2021, 13:37 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia saat ini memerlukan dua dosis vaksin untuk penggunaanya. Tujuannya agar mendapatkan antibodi yang optimal.

Namun dalam dua dosis vaksin tersebut, tidak langsung disuntikkan dua kali pada tubuh melainkan ada interval waktu yang dibutuhkan.

Sayangnya, karena jarak antara vaksin dosis pertama dan kedua cukup lama (bisa sampai 4 minggu atau lebih), sebagian orang terkadang lupa atau terlambat untuk mendapatkan vaksin dosis kedua.

Baca juga: Mengenal Ilmuwan Dibalik Vaksin AstraZeneca, Dua Nama Asal Indonesia

Bukan hanya karena lupa, ada juga masyarakat yang terlambat mendapatkan vaksin dosis kedua karena keterbatasan suplai vaksin yang masih mengandalkan kiriman dari luar negeri yang bertahap.

Lalu bagaimana jika terlambat mendapatkan vaksin dosis kedua?

Vaksin Covid-19 di Indonesia

Di Indonesia sendiri, hingga Juli 2021 ada empat jenis vaksin Covid-19 yang digunakan. Keempatnya yakni Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, dan Moderna. Di luar itu, rencananya Indonesia juga akan menggunakan vaksin Pfizer sebagai vaksin Covid-19.

Setiap jenis vaksin memiliki rentang waktu antara dosis pertama dan kedua yang berbeda. Berikut rincian rentang waktu antara pemberian vaksin dosis pertama ke dosis kedua:

  • Sinovac: 2 sampai 3 minggu
  • Sinopharm: 3 sampai 6 minggu
  • AstraZeneca: 8 sampai 12 minggu
  • Moderna: 3 sampai 6 minggu
  • Pfizer: 4 sampai 6 minggu

Lalu kembali ke pertanyaan sebelumnya, bagaimana jika seseorang terlambat menerima vaksin dosis kedua? Apa dampaknya?

Jika terlambat menerima vaksin dosis kedua

Diberitakan Kompas Sains yang melansir Manila Buletin (31/7/2021), jika dosis kedua yang terlambat merupakan vaksin Sinovac, maka tidak akan memengaruhi efektivitas vaksinnya.

Namun dengan catatan jarak kedua suntikannya tidak melebihi 6 bulan. Selama masih kurang dari enam bulan, aman saja untuk melanjutkan vaksin.

Baca juga: Ledek Vaksin Covid-19, Pria Ini Meninggal karena Infeksi Virus Corona

Hasil yang berbeda ditemukan pada vaksin AstraZeneca. Dilansir dari Oxford University, ternyata dosis kedua yang tertunda justru berpotensi meningkatkan respons imun tubuh.

Hasil penelitian di Oxford University menunjukkan bahwa penundaan hingga 45 minggu antara dosis pertama dan dosis kedua bisa meningkatkan respon imun setelah dosis kedua.

Selain itu, percobaan pemberian booster ketiga setelah lebih dari 6 bulan juga menunjukkan antibodi yang meningkat.

Ini akan menghasilkan sistem imun yang kuat untuk melindungi tubuh dari virus SARS-CoV-2. Sedangkan untuk vaksin Pfizer dan Moderna, hingga saat ini belum ada data apa risiko yang terjadi jika masyarakat terlambat untuk dosis kedua.

Sementara itu Centers for Diseases Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa jika seseorang terlewat jadwal keduanya, maka orang tersebut harus langsung menyusul jadwal kedua.

Hingga saat ini data berbagai merk vaksin masih terbatas berkaitan efektivitas vaksin kedua yang terlambat.

Terinfeksi Covid-19 setelah vaksin pertama?

Baca juga: Benarkah Antibodi Vaksin Sinovac Menurun Setelah 6 Bulan?

Jika seseorang terinfeksi Covid-19 setelah menerima vaksin dosis pertama, maka ada perubahan waktu untuk mendapatkan vaksin dosis kedua.

Sesuai aturan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang berdasarkan rekomendasi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), bagi penyintas Covid-19, vaksinasi baru bisa dilakukan setelah 3 bulan dinyatakan sembuh.

Apabila setelah dosis pertama sasaran terinfeksi Covid-19, maka dosis pertama vaksinasi tidak perlu diulang, tetap diberikan dosis kedua dengan interval yang sama yaitu 3 bulan sejak dinyatakan sembuh.

(Sumber:Kompas.com/Nadia Faradiba | Editor: Nadia Faradiba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com