Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Aman Terapi Oksigen di Rumah bagi Pasien Covid-19, Simak Panduan WHO

Kompas.com - 10/07/2021, 19:46 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Orang yang terinfeksi virus corona dan mengalami gejala Covid-19 berupa sesak napas membutuhkan bantuan terapi oksigen.

Normalnya, tingkat saturasi oksigen atau tingkat oksigen dalam darah berkisar antara 95-100 persen, yang bisa diukur dengan alat bernama pulse oximetry (oximeter nadi).

"Bila saturasi (oksigen) di bawah 95 persen, idealnya diberikan oksigenasi," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Primaya Hospital Pasar Kemis, Tangerang, dr Natalia Budisantoso, Sp.PD, FINASIM, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (23/6/2021).

Oksigenasi atau terapi oksigen diberikan bagi pasien yang mengalami kesulitan mendapatkan cukup oksigen secara alami.

Baca juga: Cara Melakukan Teknik Proning untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen

Berakibat fatal

Jika saturasi oksigen menurun dan pasien tidak mendapat bantuan oksigen, pasien akan mengalami sesak napas dan lama kelamaan akan mengganggu fungsi-fungsi organ lainnya.

Kondisi kurangnya kadar oksigan dalam jaringan darah disebut happy hypoxia (silent hypoxemia), tetapi tanpa ada gejala yang muncul atau keluhan yang dirasakan pasien.

Pasien Covid-19 yang tidak bergejala ataupun hanya memiliki gejala ringan, juga bisa mengalami happy hipoxia karena menurunnya kadar saturasi oksigen yang tak disadari.

Happy hipoxia yang terjadi secara terus-menerus akan mengakibatkan organ tubuh akan terganggu fungsinya.

Terutama organ-organ penting tubuh seperti jantung, otak, dan ginjal. Jika tak segera diatasi, akibatnya bisa terjadi kegagalan organ yang tidak diketahui, dan bisa berujung pada kematian.

Oleh karena itu, penting bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri akibat Covid-19 untuk memperhatikan saturasi oksigen.

Ketika saturasi berada di bawah 95 persen, maka gunakan alat yang bisa menyuplai oksigen agar saturasi bisa kembali normal.

Alat terapi oksigen

Ada beberapa alat terapi oksigen yang ditujukan bagi keperluan medis. Melansir webmd.com, berikut beberapa alat terapi oksigen:

1. Konsentrator oksigen standar

Mesin ini memiliki motor dan berjalan dengan listrik atau terkadang baterai. Dibutuhkan di udara biasa dan menyaring gas lain untuk mendapatkan oksigen. Biasanya memiliki roda sehingga dapat bergerak saat terhubung dengan pasien.

2. Konsentrator oksigen portabel

Konsepnya mesinnya sama dengan konsentrator oksigen standar, tetapi lebih praktis dan dapat dibawa ke mana-mana. Alat ini dirancang untuk bisa digunakan setiap saat.

3. Tangki oksigen cair

Biasanya, oksigen adalah gas. Tetapi pada suhu yang lebih rendah menjadi cair. Dibutuhkan lebih sedikit ruang daripada gas, sehingga dapat menyimpan lebih banyak oksigen cair dalam tangki.

Saat keluar, cairan segera berubah menjadi gas sehingga pasien dapat menghirupnya. Sebuah tangki dapat memiliki berat 60 kilogram dan perlu isi ulang ketika habis.

4. Tangki gas oksigen terkompresi

Ini adalah pilihan yang kurang umum. Alat ini mengkompres oksigen di bawah tekanan tinggi di dalam silinder logam atau tangki.

Tangkinya bisa sangat berat dan tangki tidak bisa dipindahkan. Gas terkompresi juga tersedia dalam silinder portabel yang lebih kecil, tetapi hanya bertahan dalam waktu singkat.

Sementara, untuk menghubungkan tangki atau konsentrator oksigen kita membutuhkan alat, seperti:

  • Kanula hidung: semacam tabung plastik lunak dengan dua cabang kecil di salah satu ujungnya. Ditelakkan ke hidung untuk terhubung ke suplai oksigen. Namun ini bisa membuat hidung Anda sedikit kering.
  • Masker oksigen: alat ini dirancang pas di mulut dan hidung. Saat memakainya kita tidak boleh makan, minum, dan agak suli berbicara. Namun, masker ini bisa membantu mendapatkan kadar oksigen yang tinggi dari tangki.
  • Kateter transtrakeal: alat ini biasa digunakan saat operasi dengan memasukkan tabung plastik kecil yang disebut kateter melalui leher tepat di bawah jakun dan ke tenggorokan. Oksigen langsung masuk ke saluran napas.

Cara tetap aman

Oksigen adalah gas yang aman dihirup manusia, tetapi bisa membuat benda lebih cepat terbakar.

Merangkum informasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berikut tips keselamatan ini seputar oksigen:

  • Baca dan ikuti label instruksi pada tabung oksigen
  • Gunakan alat pelindung diri dan bantuan mekanis saat menangani tabung
  • Pastikan tabung (berapa pun ukurannya) diamankan dengan kuat dengan rantai atau tali yang kuat, yang mampu mencegah tabung jatuh atau terguling
  • Pastikan pelindung katup atau tutup dipasang saat tabung tidak digunakan atau saat diangkut untuk pengiriman
  • Pastikan gas hanya dinyalakan saat dibutuhkan. Katup, pengatur tekanan, dan pengukur aliran yang memadai harus ditempatkan untuk mengontrol laju yang diinginkan
  • Katup tabung oksigen harus dibuka dengan lancar untuk menghindari kompresi (adiabatik) dan pembangkitan panas serta risiko kebakaran
  • Pastikan ventilasi yang memadai di bangsal untuk mengurangi risiko kebakaran
  • Selalu pisahkan tabung medis penuh dan kosong
  • Simpan semua tabung oksigen dalam posisi tegak dan bersarang, dengan tiga titik kontak
  • Pastikan ruang penyimpanan berventilasi baik, bersih, dan tidak terkena suhu dan kelembapan ekstrem
  • Jauhkan sumber oksigen beberapa meter dari sumber api
  • Pastikan alat pemadam yang sesuai disimpan di dekat pasien dan diperiksa secara teratur
  • Jangan mengubah pelabelan atau mengecat ulang tabung
  • Jangan mengangkut tabung gas di kompartemen penumpang kendaraan
  • Jangan memegang lebih dari satu tabung sekaligus, atau menggelindingkan tabung di tanah, kecuali pada gerobak yang dirancang untuk menangani tabung gas
  • Jangan mengisi ulang tabung yang tidak dimaksudkan untuk oksigen medis (misalnya tabung yang digunakan untuk gas industri) dan yang belum lulus uji kualitas oleh spesialis
  • Jangan gunakan oli, pelumas atau hand sanitizer berbasis alkohol pada fitting tabung
  • Jangan coba memperbaiki tabung atau katup jika terjadi kebocoran. Disarankan untuk mengganti komponen yang rusak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com