KOMPAS.com - Orang yang terinfeksi virus corona dan mengalami gejala Covid-19 berupa sesak napas membutuhkan bantuan terapi oksigen.
Normalnya, tingkat saturasi oksigen atau tingkat oksigen dalam darah berkisar antara 95-100 persen, yang bisa diukur dengan alat bernama pulse oximetry (oximeter nadi).
"Bila saturasi (oksigen) di bawah 95 persen, idealnya diberikan oksigenasi," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Primaya Hospital Pasar Kemis, Tangerang, dr Natalia Budisantoso, Sp.PD, FINASIM, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (23/6/2021).
Oksigenasi atau terapi oksigen diberikan bagi pasien yang mengalami kesulitan mendapatkan cukup oksigen secara alami.
Baca juga: Cara Melakukan Teknik Proning untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen
Jika saturasi oksigen menurun dan pasien tidak mendapat bantuan oksigen, pasien akan mengalami sesak napas dan lama kelamaan akan mengganggu fungsi-fungsi organ lainnya.
Kondisi kurangnya kadar oksigan dalam jaringan darah disebut happy hypoxia (silent hypoxemia), tetapi tanpa ada gejala yang muncul atau keluhan yang dirasakan pasien.
Pasien Covid-19 yang tidak bergejala ataupun hanya memiliki gejala ringan, juga bisa mengalami happy hipoxia karena menurunnya kadar saturasi oksigen yang tak disadari.
Happy hipoxia yang terjadi secara terus-menerus akan mengakibatkan organ tubuh akan terganggu fungsinya.
Terutama organ-organ penting tubuh seperti jantung, otak, dan ginjal. Jika tak segera diatasi, akibatnya bisa terjadi kegagalan organ yang tidak diketahui, dan bisa berujung pada kematian.
Oleh karena itu, penting bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri akibat Covid-19 untuk memperhatikan saturasi oksigen.
Ketika saturasi berada di bawah 95 persen, maka gunakan alat yang bisa menyuplai oksigen agar saturasi bisa kembali normal.
Ada beberapa alat terapi oksigen yang ditujukan bagi keperluan medis. Melansir webmd.com, berikut beberapa alat terapi oksigen:
1. Konsentrator oksigen standar
Mesin ini memiliki motor dan berjalan dengan listrik atau terkadang baterai. Dibutuhkan di udara biasa dan menyaring gas lain untuk mendapatkan oksigen. Biasanya memiliki roda sehingga dapat bergerak saat terhubung dengan pasien.
2. Konsentrator oksigen portabel
Konsepnya mesinnya sama dengan konsentrator oksigen standar, tetapi lebih praktis dan dapat dibawa ke mana-mana. Alat ini dirancang untuk bisa digunakan setiap saat.
3. Tangki oksigen cair
Biasanya, oksigen adalah gas. Tetapi pada suhu yang lebih rendah menjadi cair. Dibutuhkan lebih sedikit ruang daripada gas, sehingga dapat menyimpan lebih banyak oksigen cair dalam tangki.
Saat keluar, cairan segera berubah menjadi gas sehingga pasien dapat menghirupnya. Sebuah tangki dapat memiliki berat 60 kilogram dan perlu isi ulang ketika habis.
4. Tangki gas oksigen terkompresi
Ini adalah pilihan yang kurang umum. Alat ini mengkompres oksigen di bawah tekanan tinggi di dalam silinder logam atau tangki.
Tangkinya bisa sangat berat dan tangki tidak bisa dipindahkan. Gas terkompresi juga tersedia dalam silinder portabel yang lebih kecil, tetapi hanya bertahan dalam waktu singkat.
Sementara, untuk menghubungkan tangki atau konsentrator oksigen kita membutuhkan alat, seperti:
Oksigen adalah gas yang aman dihirup manusia, tetapi bisa membuat benda lebih cepat terbakar.
Merangkum informasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berikut tips keselamatan ini seputar oksigen: