Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Taufan Teguh Akbari
Dosen

Pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & komunitas. Saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Rektor 3 IKB LSPR, Head of LSPR Leadership Centre, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Pengurus Pusat Indonesia Forum & Konsultan SSS Communications.

Merangkul Komunitas, Merangkul Masa Depan Indonesia

Kompas.com - 10/07/2021, 15:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM buku Our Time is Now: Young People Changing the World, Sheila Kinkade dan Christina Macy mengatakan bahwa abad ke-21 bakal jadi milik kaum muda.

Melalui buku itu, diriwayatkan bagaimana puluhan anak muda di seluruh penjuru berhasil memperbaiki dan mengubah komunitasnya menjadi lebih baik, jauh melampaui apa yang bisa kaum tua lakukan.

Sehingga, jika merefleksikan pendapat mereka, apakah narasi tentang generasi muda yang egois, mudah menyerah, lemah, dan tak punya daya juang tinggi itu tepat?

Banyak dari kita yang masih memandang pemuda sebagai objek, terutama jika berbicara ekonomi dan pasar. Pandangan ini yang saya kira perlu diluruskan karena pemuda di masa depan adalah subjek perubahan.

Banyak sekali pemuda yang punya sifat tidak mudah menyerah, visioner, dan lain sebagainya. Dalam Indonesia Millennial Report 2020 disebutkan, terdapat 14 persen visionary millennial yang 17 persen merupakan seorang pengusaha. Mereka sudah memberdayakan orang lain melalui usaha yang ditekuninya.

Selain itu, ada 19 persen pemuda yang menjuluki diri mereka sebagai the collaborator. Dari persentase ini, 15 persen pemuda menjadi pengusaha.

Pemuda adalah aset bangsa

Riset di atas sedikit banyak mengungkap banyak sifat positif tentang generasi muda khususnya milenial.

Kita bisa mengungkapkan bahwa pemuda membuktikan diri mereka sebagai aset bangsa. Terlebih, data dari BPS 2020 mengatakan bahwa pemuda Indonesia berjumlah 145,39 juta.

Jumlah yang banyak ini harusnya bisa menjadi aset bangsa. Jumlah ini kiranya kalau negara mampu memanfaatkannya dari sekarang, dampak positif dari bonus demografi akan kita nikmati.

Namun, untuk memenuhi proyeksi tersebut, bagaimana pemuda bisa mengambil peran tersebut?

Tempatkan mereka sebagai garda terdepan pembangunan dan niscaya, Negara Indonesia akan berkembang dengan sendirinya.

Pemuda punya semangat dan idealisme yang dibutuhkan untuk membangun bangsa ini, karena mereka berpikir out of the box dan bahkan mampu mendobrak pemikiran-pemikiran lama.

Namun untuk mencapai itu, mereka butuh pengalaman dan ruang inklusif yang seluas-luasnya agar mampu menyelesaikan problematika yang terjadi di dalam masyarakat sekaligus menstimulan perkembangan mereka.

Bagaimana cara mereka menyelesaikan problematika saat ini? Pemuda akan membuat komunitas.

Peduli dan memberdayakan sesama melalui komunitas

Dari zaman Indonesia masih dijajah kemudian menjadi merdeka tidak luput dari peran komunitas. Itu menurut saya salah satu hal yang dilupakan.

Pemuda berperan mulai dari momentum pembentukan organisasi Budi Utomo, lalu sumpah pemuda, saat menjelang proklamasi, demonstrasi di tahun 1966 dan 1998.

Namun, di zaman ini, ada perbedaan wadah. Pemuda lebih memilih berkontribusi melalui komunitas sosial bukan politik. Meski berbeda wadah, tetapi semangat yang dibawa juga sama, yakni memajukan republik Indonesia tercinta. Komunitas menjadi wadah alternatif yang tepat bagi pemuda zaman now.

Dari sini menjadi bukti bahwa komunitas menjadi manifestasi dan kristalisasi dari nilai-nilai yang pemuda anut.

Saya teringat ketika bicara bersama Co-Founder dari International Youth Diplomacy (IYD), Gracia Paramitha. Ia mengatakan, “Kita tidak bisa mendapatkan nilai jika kita tidak melakukan atau tidak membawa nilai itu. Kita bisa mendapatkan nilai dari komunitas.”

Artinya, pergerakan pemuda dalam komunitas saat ini dipengaruhi oleh nilai. Mereka ingin mengaktualisasikan cita-cita yang mereka genggam erat.

Pada 2013 lalu, saya bersama Doddy Matondang dan Gerryl Besouw mendeklarasikan “Hari Komunitas Nasional” untuk pertama kalinya di Indonesia pada 28 September 2013 di JCC Senayan.

Disahkan oleh Menkominfo Bapak Tifatul Sembiring, Negarawan Bapak Pontjo Sutowo, puluhan founder serta ratusan anggota komunitas lintas bidang.

Tujuan dibentuknya peringatan hari komunitas nasional adalah mengharmonisasikan perbedaan dan sinergitas antar komunitas.

Momentum Hari Komunitas Nasional sangat penting karena menunjukkan peran pemuda dalam pembangunan bangsa melalui komunitas. Terlebih, banyak pemuda yang berkecimpung dalam dunia komunitas.

Mereka mulai mencoba menafsirkan sebuah permasalahan sosial yang diselesaikan melalui berbagai gerakan sosial. Gerakan melalui komunitas berkembang seiring adanya keinginan anak muda untuk berkontribusi aktif merealisasikan 17 poin SDG’s (Sustainable Development Goals) yang dinyatakan oleh PBB.

Kecenderungan anak muda ini muncul dari dalam diri karena ingin ikut menciptakan dunia yang lebih baik.

Pemuda memiliki perasaan optimistis yang tinggi terhadap masa depan. Dalam riset dari CSIS tahun 2017 lalu disebutkan, milenial dalam rentang 17-29 tahun memiliki optimisme yang sangat tinggi terhadap masa depan.

Survei GNFI tentang tingkat optimisme pemuda ada 2018 menemukan bahwa 52 persen pemuda optimistis terhadap masa depan Indonesia.

Dua tahun kemudian, ketika pandemi menyerang negara tercinta, GNFI menggelar kembali survei yang sama. Hasilnya, dari lima sektor yang diukur optimismenya, pemuda optimistis di tiga bidang: ilmu pengetahuan dan kebudayan (72 persen), infrastruktur dasar (59 persen), dan ekonomi dan kesejahteraan (59 persen).

Melalui komunitas, mereka menunjukkan kepedulian berbagi dan berkontribusi untuk masa depan negeri. Keberadaan komunitas sebenarnya punya peran yang sangat penting bagi kemajuan bangsa.

Riset dari Sharkey, et.al (2017) yang meneliti dampak keberadaan komunitas terhadap tingkat kriminalitas dan kejahatan di 264 kota menemukan bahwa penambahan 10 komunitas nirlaba per 100.000 penduduk menyebabkan penurunan 9 persen dalam tingkat pembunuhan, penurunan 6 persen dalam tingkat kejahatan kekerasan, dan penurunan 4 persen dalam tingkat kejahatan properti.

Komunitas menjadi jalur mereka berbagi kepedulian dan memberdayakan orang lain. Jika menggunakan frasa Perold & Graham (2017), komunitas adalah entitas yang membumi yang melibatkan anggota komunitas yang menjadi tempat operasi mereka.

Menekankan kata “melibatkan”. Apabila diinterpretasikan ulang, melibatkan berarti memberdayakan masyarakat, meningkatkan kemampuan para relawan dan masyarakat tempat mereka melakukan kegiatan.

Berbagai aksi komunitas

 

Yayasan Pemimpin Anak Bangsa (YPAB) yang dibentuk oleh Andri Rizki Putra dibentuk atas dasar filosofi itu. Dia membentuk yayasan ini dengan tujuan agar anak-anak Indonesia dapat mengenyam pendidikan meskipun diterpa kesulitan ekonomi. Berawal dari hanya memiliki dua murid, kini yayasan besutan Andri ini memiliki ratusan murid.

Selama beberapa tahun terakhir pula, sejumlah komunitas menghasilkan berbagai dampak yang positif bagi masyarakat.

Misalnya, komunitas Aksi Bahagia Berbagi (ABHI). Komunitas yang bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan kemanusiaan dan berada di naungan Yayasan Indonesia hijau ini, telah menyalurkan bantuan kemanusiaan ke banyak daerah.

Semenjak berdiri pada 2017, ABHI telah membantu anak-anak sekolah di Lampung, NTT, Pandeglang, Palembang, Lombok, Tasimalaya, Wonosobo, dan Karawang.

Ada pula komunitas House of Perempuan atau disingkat HOPE yang digawangi oleh Citra Natasya. HOPE bertujuan agar perempuan punya ruang berekspresi yang bebas untuk menceritakan masalah-masalah yang dialami perempuan sehari-hari.

Komunitas ini mengembangkan kapasitas perempuan dari segi potensi mereka dan meningkatkan pemahaman tentang hak dan kewajiban perempuan.

Ada lagi komunitas Historia Indonesia (KHI) yang diinisasi Asep Kambali. Ia menginisiasi gerakannya sewaktu jadi mahasiswa pada 2002 lalu, kemudian berdiri secara resmi pada 22 Maret 2003.

Mereka memiliki program yang menggabungkan rekreasi, edukasi, dan juga hiburan seperti kunjungan ke Museum, jalan-jalan ke tempat bersejarah, dan mengadakan acara menginap di Museum. KHI muncul di saat dunia maya belum terbentuk sempurna.

Berbagai komunitas pemuda yang ada di dalam negeri maupun luar negeri terlahir karena mereka ingin membantu sesuai dengan kapasitasnya. Mereka bergerak di isu yang mereka pedulikan dan dirasa penting.

Oleh karena itu, banyak sekali bertumbuh komunitas yang telah memberikan dampak nyata. Masyarakat akar rumput menjadi lebih berdaya, berkarya, dan bermakna.

Pemuda Indonesia (Milenial dan Gen Z) saat ini telah tumbuh menjadi para pemimpin yang patut diteladani jejaknya.

Dengan visi dan misi yang mulia serta idealisme tinggi membuat komunitas menjadi kekuatan yang tak terlihat.

Kalau kata sahabat saya, Goris Mustaqim, pendiri Yayasan Asgar Muda, alasan pemuda tumbuh menjadi pemimpin adalah karena tiga hal berikut: ingin berkontribusi, ingin lebih berwirausaha, dan ingin menyelesaikan masalah karena mereka sudah melihat kegagalan kapitalisme.

Kolaborasi menyambut masa depan

Komunitas menjadi modal penting pembangunan bangsa. Mereka memiliki pemahaman yang lebih soal permasalahan di masyarakat, terutama di akar rumput. Mereka mendengarkan keluh kesah masyarakat dan berinteraksi dengan mereka serta memiliki pendekatan solusi yang holistik.

Riset Patraporn, Pfeiffer, & Ong (2010) menemukan bahwa komunitas di AS yang membantu penanganan finansial terhadap etnis Asia-Amerika telah membantu etnis tersebut melalui tiga cara: mengadaptasi program bagi mereka yang kurang terlayani, memfasilitasi akses ke arus utama, dan melestarikan aset yang ada.

Komunitas yang membantu etnis ini menggunakan pendekatan yang komprehensif dengan menawarkan bantuan teknis ekstensif dan membangun budaya program sebelum, selama, dan setelah penyediaan layanan.

Ada juga riset dari Yakubovich, et.al (2016) yang meneliti dampak keterlibatan komunitas terhadap psikososial anak berusia 9-13 tahun di Afrika Selatan.

Penelitian itu menemukan fakta bahwa anak-anak yang menghadiri aktivitas dan program dari komunitas cenderung memiliki pengasuhan positif, berkurangnya kekerasan dalam keluarga, dan lebih sedikit gejala depresi.

Lalu, di negara Kenya, komunitas berperan penting dalam meningkatkan kesadaran tentang HIV. Riset dari Riehman, et.al (2013) menemukan bahwa orang-orang yang mengetahui aktivitas komunitas di lingkungan tempat mereka tinggal memiliki pengetahuan yang lebih besar tentang metode penularan dan pencegahan HIV. Selain itu, masyarakat disana juga lebih condong menggunakan kondom.

Libatkan komunitas

Dengan dampak dan pengaruh yang luas, sudah seharusnya komunitas mulai dilibatkan dalam perumusan kebijakan. Sudah waktunya pemerintah lebih memperhatikan bagaimana kiprah para pahlawan tanpa jubah ini.

Pemuda di komunitas memiliki cara berpikir yang out of the box yang dapat memberikan sudut pandang unik dalam penyelesaian masalah seperti lingkungan, pendidikan, hak asasi manusia, dan segudang permasalahan lainnya.

Komunitas bisa menjadi mitra yang berharga, terlebih, mereka memiliki jejaring yang mumpuni di masyarakat dan juga keahlian unik yang dimiliki oleh komunitas

Selain itu, komunitas juga telah banyak pengalaman dalam memberdayakan orang-orang dengan prinsip kolaborasi bukan kompetisi serta mewarisi semangat gotong royong.

Selain itu, komunitas adalah tempat lahirnya pemuda kreatif dan pemimpin yang punya visi membangun Indonesia menjadi lebih baik. Beberapa pihak pun sudah mulai menggandeng komunitas.

Contoh, dalam upayanya memperluas ruang ekonomi bagi teman-teman disabilitas, Grab menggandeng Konekin Indonesia Inklusif, platform sosial yang menghubungkan teman-teman disabilitas dengan non-disabilitas untuk mendorong ekosistem yang inklusif di Indonesia.

Bagi pembaca kompas.com yang ingin mengetahui berbagai informasi mengenai komunitas di Indonesia dapat mengunjungi komunita.id sebagai platform kegiatan, profil, penggagas dan direktori komunitas.

Sebagai salah satu Board of Advisors dari komunita.id saya mereferensikan platform ini sebagai situs yang menghubungkan orang-orang yang memiliki minat untuk berkomunitas.

Merangkul komunitas berarti kita merangkul pemuda yang kreatif, kritis, dan solution-oriented.

Semoga hadirnya berbagai komunitas di seluruh Indonesia membuat berbagai elemen penggerak perubahan semakin solid, semakin ramai, semakin peduli dan menyuarakan perubahan bagi Indonesia.

Mari bergerak bersama mengakselerasi hadirnya banyak dampak nyata dari ujung Timur hingga Barat Nusantara!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com