Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Orang yang Divaksin Bisa Lebih Cepat Meninggal

Kompas.com - 23/06/2021, 11:00 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

 

KOMPAS.com - Beredar unggahan di facebook yang menyebut vaksinasi dapat mempercepat seseorang meninggal.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta, informasi yang disebarkan itu dipastikan hoaks atau tidak benar.

Sejumlah Vaksin yang beredar dan digunakan dalam program vaksinasi dipastikan aman dan telah lulus uji klinis. 

Kemenkes RI juga menyebut, tidak ada kasus meninggal yang disebabkan langsung oleh vaksin. 

Narasi yang beredar

Akun Facebook Muhammad Al Fais membagikan tangkapan layar tulisan dan tautan media online luar negeri yang mengklaim vaksin bisa mempercepat seseorang meninggal.

Pesan yang ditulis dalam gambar itu adalah:

"Yang sudah divaksin siap2 mati dini.
Mike Yeadon bekas ketua saintis di firma vaksin pFizer menyatakan bahwa kini sudah amat terlambat untuk menyelamatkan siapa yang sudah divaksin covid 19.
Beliau menyeru kepada semua yang belum menerima vaksin yang bisa membunuh itu untuk berjuang demi kesinambungan manusia dan nyawa anak2.
Pakar imunisasi terkenal ini mengingatkan fakta bhw proses menurunkan jumlah besar manusia yang hidup pada masa kini.
Sejurus selepas suntikan vaksin pertama terdapat sejumlah 0,8%..."

Sementara itu dia menambahkan narasi sebagai berikut:

"Untung aku belum di vaksin.."

Unggahan yang dibuat pada 20 Juni 2021 tersebut telah disukai sebanyak 17 kali, dikomentari sebanyak 11 kali, dan dibagikan ulang 1 kali.

Konfirmasi dan penelusuran Kompas.com

Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri artikel yang ditautkan oleh akun Facebook Muhammad Al Fais. Judul artikel itu adalah Former Pfizer VP: ‘Your government is lying to you in a way that could lead to your death.’

Artikel tersebut ditemukan di media Life Site yang terbit pada 7 April 2021. Artikel itu berisi wawancara Life Site dengan Dr. Michael Yeadon, mantan Wakil Presiden dan Kepala Ilmuwan Alergi & Pernapasan Pfizer.

Menanggapi Yeadon, juru bicara Departemen Kesehatan & Perawatan Sosial Inggris mengatakan bahwa klaim tersebut salah.

"Klaim ini salah, berbahaya dan sangat tidak bertanggung jawab," ujar pernyataan itu.

Dikutip dari Reuters, CDC Amerika Serikat menyebut VAERS (Vaccine Adverse Event Reporting System) memang menerima 4.178 laporan kematian (0,0017 persen dari semua dosis vaksin) antara 14 Desember 2020 dan 3 Mei 2021.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ada 'Strawberry Moon' di Indonesia, Apa Bedanya dengan Purnama Biasa?

Ada "Strawberry Moon" di Indonesia, Apa Bedanya dengan Purnama Biasa?

Tren
Ringan dan Mudah Dilakukan, Ini 6 Manfaat Jalan Kaki yang Perlu Diketahui

Ringan dan Mudah Dilakukan, Ini 6 Manfaat Jalan Kaki yang Perlu Diketahui

Tren
Adakah Batas Maksimal Rawat Inap Peserta BPJS Kesehatan?

Adakah Batas Maksimal Rawat Inap Peserta BPJS Kesehatan?

Tren
Polri Akan Berlakukan Tilang Berbasis Sistem Poin, SIM Bisa Dicabut

Polri Akan Berlakukan Tilang Berbasis Sistem Poin, SIM Bisa Dicabut

Tren
Bolehkah Memotong Kuku di Hari Tasyrik? MUI Ungkap Hukumnya

Bolehkah Memotong Kuku di Hari Tasyrik? MUI Ungkap Hukumnya

Tren
Manfaat 'Torpedo Kambing' bagi Pria, Benarkah Bisa Meningkatkan Gairah Seksual?

Manfaat "Torpedo Kambing" bagi Pria, Benarkah Bisa Meningkatkan Gairah Seksual?

Tren
Benarkah Penggunaan Obat GERD Berlebihan Bisa Memperparah Kondisi? Ini Penjelasan Guru Besar UGM

Benarkah Penggunaan Obat GERD Berlebihan Bisa Memperparah Kondisi? Ini Penjelasan Guru Besar UGM

Tren
Formasi CPNS Pemerintah Pusat 2024 Sudah Diumumkan, Lulusan SMA Bisa Daftar

Formasi CPNS Pemerintah Pusat 2024 Sudah Diumumkan, Lulusan SMA Bisa Daftar

Tren
Kenapa Sapi Kurban Mengamuk sebelum Disembelih? Ini Penjelasan Pakar

Kenapa Sapi Kurban Mengamuk sebelum Disembelih? Ini Penjelasan Pakar

Tren
Pisang dan Jeruk Disebut Tak Dianjurkan Dimakan Malam-malam, Ini Kata Ahli

Pisang dan Jeruk Disebut Tak Dianjurkan Dimakan Malam-malam, Ini Kata Ahli

Tren
Media Asing Soroti Suku Pedalaman Halmahera Keluar Hutan, Temui Pekerja Tambang

Media Asing Soroti Suku Pedalaman Halmahera Keluar Hutan, Temui Pekerja Tambang

Tren
Beberapa Bahaya Buang Darah dan Kotoran Hewan Kurban ke Selokan Umum

Beberapa Bahaya Buang Darah dan Kotoran Hewan Kurban ke Selokan Umum

Tren
Mulai 20 Juni, Berikut Jadwal Pertandingan Copa America 2024

Mulai 20 Juni, Berikut Jadwal Pertandingan Copa America 2024

Tren
Ramai soal Pajero Pelat Merah B 1803 PQH Dipakai Anak Muda di Yogya, Siapa Pemiliknya?

Ramai soal Pajero Pelat Merah B 1803 PQH Dipakai Anak Muda di Yogya, Siapa Pemiliknya?

Tren
Batal Naik, Calon Mahasiswa Baru Jalur SNBT 2024 Dikenakan UKT Tahun Lalu

Batal Naik, Calon Mahasiswa Baru Jalur SNBT 2024 Dikenakan UKT Tahun Lalu

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com