"Tetapi apa yang dibutuhkan otak selama masa-masa yang tidak biasa ini adalah momen untuk keluar, istirahat mental untuk membebaskan diri dari siklus kecemasan yang terus berlanjut," ujar Shin Dong-won.
Lihat postingan ini di Instagram
The Washington Post pun mewawancarai kepada tiga peserta Korea Selatan terkait mengapa mereka datang ke hutan (tempat yang tenang dan tepat untuk kompetisi) untuk merehatkan mental dan pikiran.
Lee Ji-won, Mahasiswa
Seorang mahasiswa bernama Lee Ji-won (24) menyampaikan bahwa ia mengikuti Kompetisi Space Out selama 90 menit.
Menurutnya, hal itu merupakan waktu terlama yang ia habiskan untuk tidak melakukan apa-apa dalam beberapa saat.
"Virus corona membuka banyak waktu luang bagi saya, namun saya merasa tertekan untuk menggunakan waktu itu secara efektif," ujar Lee.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebagai mahasiswi jurusan pekerjaan sosial, Lee sedang bersiap untuk pasar kerja hiperkompetitif Korea Selatan, yang semakin sulit karena banyak peluang kerja yang seret setelah pandemi.
Dalam keseharian, Lee sangat sering menatap layar sejak pandemi, karena adanya kelas online. Tak hanya itu, di waktu senggang pun ia banyak menonton YouTube dan bermedia sosial membaca berita dan informasi terkini.
Lalu, ia memaksa dirinya untuk istirahat, dan pergi ke Jeju untuk mengikuti kompetisi Space Out.
"Kali ini aku benar-benar bisa melepaskan diriku sendiri. Saya merasa sangat segar," ujar Lee.
Jwa Hyeon-guk, Pemilik Restoran
Salah satu peserta menarik lainnya yakni seorang pemilik restoran bernama Jwa Hyeon-guk (40).
Ia memilih menutup restorannya seharian demi mengikuti kompetisi Space Out di Jeju.
Selama pandemi, restoran daging babinya beralih ke layanan pesan antar dan bungkus makanan.
“Restoran saya kehilangan hiruk pikuk pengunjung dan saya punya banyak waktu untuk diri sendiri, tetapi saya tidak bisa menghabiskan waktu itu dengan santai,” kata Jwa.