Pada era kepemimpinan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, kala itu Wimar dipercaya menjadi juru bicara kepresidenan.
Harian Kompas, 11 November 2000 memberitakan, saat kabar tentang terpilihnya orang berbobot 100 kilogram dan tinggi 172 sentimeter ini menjadi Jubir Presiden merebak, berbagai prediksi lisan disampaikan para wartawan istana.
Muncul selentingan ia akan kebingungan sendiri dengan ucapan-ucapan Presiden Gus Dur. Ada yang mengatakan, bisa-bisa ucapan Wimar sering dibantah oleh Presiden.
Lalu juga ada yang mempersoalkan peraturan birokrasi atas pengangkatan Wimar.
Baca juga: Sejarah Imlek di Indonesia, dari Zaman Jepang, Orde Baru sampai Gus Dur
Diberitakan Harian Kompas, 28 Juni 2011, hal yang menurutnya paling berkesan ketika menjadi Jubir Presiden Gus Dur adalah pertemuan pertama.
"Tiap hari ada yang lucu atau berguna. Paling berkesan adalah pertemuan pertama, rasanya seperti ketemu teman lama," tutur Wimar.
Menurutnya, Gus Dur adalah orang terbesar yang pernah ia kenal, dan menjadi juru bicaranya adalah kehormatan dan kesempatan terbesar yang pernah dianugerahkan pada kehidupan profesionalnya.
"Menjadi juru bicara Gus Dur adalah anugerah besar bagi saya. Menjadi juru bicara orang lain hanya akan membuat stres," kata Wimar lagi.
Baca juga: Alasan Gus Dur Menghapus Jabatan Wakil Panglima TNI