Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memaknai Dua Kali Perayaan Idul Fitri di Tengah Pandemi Covid-19...

Kompas.com - 13/05/2021, 06:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dua kali sudah perayaan Hari Raya Idul Fitri dirayakan umat Islam di tengah pandemi Covid-19.

Momen Idul Fitri atau Lebaran biasanya dimanfaatkan untuk saling memaafkan dan berkumpul dengan keluarga.

Akan tetapi, di tengah pandemi virus corona yang melanda dunia, memaksa semua orang untuk tetap di rumah, meminimalisir pertemuan dan mobilitas, sehingga tak bisa merayakan Lebaran seperti dalam kondisi normal.

Bahkan, pemerintah telah melarang masyarakat melakukan perjalanan mudik.

Baca juga: Ketentuan Lengkap Shalat Idul Fitri dari Kemenag

Ketua PBNU bidang Pendidikan sekaligus Ketua Program Doktor Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, Hanief Saha Ghafur, memberikan refleksinya terhadap Lebaran di tengah pandemi.

Menurut dia, pandemi Covid-19 bisa jadi merupakan cara untuk mengingatkan umat Islam agar memperkuat spiritualitas ruh atau penghayatan pribadi.

"Itu bukan di ranah publik, tapi ranah privat yang sifatnya memperdalam spiritualitas," kata Hanief kepada Kompas.com, Sabtu (7/5/2021).

"Di tengah pandemi ini, seharusnya itulah yang dipertajam, yaitu beribadah dengan spiritualitas yang tinggi," lanjut dia.

Dalam Islam, beribadah memiliki tiga tingkatan atau kategori.

Pertama, orang yang beribadah tapi hanya bentuk raganya atau disebut dengan at-ta'abbud jasmani, misalnya shalat dan puasa.

Baca juga: Kapan Lebaran? Ini Jadwal Sidang Isbat Penentuan Idul Fitri 2021

Kedua, beribadah jiwanya, kesadarannya, dan pikirannya atau yang disebut dengan at-ta'abbud nafsani.

Ketiga atau yang paling tinggi adalah beribadah dengan spiritualitas ruh atau at-ta'abbud bit tahannusir ruh.

"Seharusnya dengan pandemi, ibadah kita ya seperti itu, karena di ranah publik itu harus dihindari dan dibatasi," kata Hanief.

Hanief menjelaskan, puasa, shalat, tadarrus hanyalah bagian permukaan.

Bagi seseorang yang telah mencapai tingkat spiritualis, ibadah-ibadah itu mampu mempertajam kesadarannya dan memiliki daya perintah untuk terus berbuat baik.

Ia menyebutkan, betapa banyak orang yang menjalankan ibadah tapi memiliki perilaku yang kurang baik, korupsi, dan lain-lain.

"Banyak orang rajin shalat tapi tetap korupsi, berperilaku tidak terpuji, itu artinya shalat yang tidak punya daya perintah yang baik," ujar Hanief.

"Jadi ibadah itu phisically bisa kita lihat, tapi apakah itu bisa mencegah perilaku jahat? Kalau tidak ada daya perintah, maka ritual hanya permukaan saja (ta'abbud jasmani)," lanjut dia.

Baca juga: 4 Negara yang Terapkan Jam Malam Selama Libur Hari Raya Idul Fitri

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Panduan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com