Ahli virologi Dr Shahid Jameel mengatakan, India cukup terlambat dalam melihat secara serius mutasi tersebut, dengan upaya pengurutan baru benar-benar dimulai pada pertengahan Februari 2021.
India mengurutkan lebih dari 1 persen dari semua sampel saat ini.
"Sebagai perbandingan, Inggris mengurutkan pada 5-6 persen pada puncak pandemi. Tetapi Anda tidak dapat membangun kapasitas seperti itu dalam semalam," kata Dr Shahid.
Lonjakan infeksi di India bertepatan dengan penurunan drastis dalam vaksinasi karena masalah pasokan dan pengiriman.
Setidaknya tiga negara bagian, termasuk Maharashtra, rumah bagi ibu kota komersial Mumbai, telah melaporkan kelangkaan vaksin dan penutupan beberapa pusat inokulasi.
Antrean panjang terbentuk di luar dua pusat di kota barat yang masih memiliki persediaan vaksin. Beberapa dari mereka yang menunggu meminta polisi untuk membuka gerbang.
Pemerintah menyebutkan, kapasitas produksi obat antivirus remdesivir yang digunakan untuk mengobati pasien Covid-19 telah meningkat tiga kali lipat menjadi 10,3 juta botol per bulan, naik dari 3,8 juta botol pada bulan lalu.
Akan tetapi, pengujian harian telah turun tajam menjadi 1,5 juta dari puncaknya 1,95 juta pada Sabtu (1/5/2021).
Baca juga: 24 Pasien Covid-19 di India Tewas Diduga Kekurangan Oksigen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.