Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Bom Mengandung TNT Meledak di Bandara Soekarno-Hatta

Kompas.com - 27/04/2021, 07:32 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Bom mengandung TNT

Diberitakan Harian Kompas, 2 Mei 2003, bom yang meledak di Bandara Soekarno-Hatta itu ternyata mengandung trinitrotoluene (TNT) walau dalam jumlah yang sangat sedikit.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Reserse Kriminal Polri saat itu, Komisaris Jenderal Erwin Mappaseng.

Selain itu, polisi juga sudah meyakini siapa pelaku yang meledakkan bom itu.

Mabes Polri lantas memublikasikan dua sketsa wajah yang diduga sebagai pelaku kasus peledakan bom di fasilitas publik tersebut.

Baca juga: Ledakan di Beirut Lebanon Disebut Mirip Peristiwa Bom Hiroshima

Mappaseng menjelaskan, keduanya diduga meletakkan tas berisi rangkaian bom yang meledak di ruang publik Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta.

Kedua orang itu masing-masing mengenakan topi pet dan kopiah.

Erwin Mappaseng menegaskan, sketsa itu dibuat berdasarkan keterangan beberapa saksi di lokasi kejadian. Bahkan, katanya, pada hari kedua setelah peledakan bom di bandara, sketsa wajah pelakunya sudah ada.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tenggelamnya Kapal Titanic

Mencurigai kelompok GAM

Analisis awal dari Kapolri saat itu, Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar, terdapat tiga kelompok yang diduga melakukan peledakan bom.

Dan salah satu kelompok yang dicurigai adalah Gerakan Aceh Merdeka (GAM), meski hal itu langsung dibantah oleh pihak GAM.

Ditemukan pula indikasi, ada rombongan GAM yang akan berangkat ke Geneva, Swiss, dan menginap di Hotel Quality di bandara, beberapa hari sebelum bom meledak di tempat itu.

Keterangan dari dua orang saksi mengungkapkan, rombongan itu dipimpin Sofyan Ibrahim Tiba, salah seorang negosiator GAM dalam perundingan perdamaian.

Kedua saksi juga menuturkan, dua orang yang ciri-cirinya mirip dengan sketsa wajah polisi, sempat masuk ke kamar nomor 42 yang dihuni rombongan tersebut.

Baca juga: Diterapkan di Sejumlah Ruas Jalan Tol, Apa Itu E-TLE?

Kamera pemantau tak berfungsi

Penyidikan kasus ini memang menemui hambatan lantaran kamera pemantau situasi di mana terjadi ledakan ternyata tak berfungsi.

Hal itu diungkap oleh Kapolda Metro Jaya saat itu, Inspektur Jenderal Makbul Padmanagara.

"Saya mendapat laporan bahwa kamera pemantau yang ada di tempat kejadian perkara rusak dan tidak berfungsi. Alasannya mengapa sampai rusak, saya belum tahu," ujar Makbul dikutip dari Harian Kompas, 30 April 2003.

Baca juga: Spesifikasi Antonov AN 124-100, Pesawat Kargo Terbesar Kedua di Dunia yang Mendarat Perdana di Bandara Internasional Yogyakarta

Namun, Direktur Operasi PT (Persero) Angkasa Pura II kala itu, Mulyono DS menegaskan, kamera yang ada di dekat TKP berfungsi baik.

"Hanya memang tidak bisa merekam langsung daerah ledakan yang berada di pinggiran lokasi akibat terhalang sebuah gerai yang ada dekat situ," paparnya.

Mulyono mengakui bahwa ada beberapa kamera yang harus diperbaiki karena saat itu masih belum dapat berfungsi baik.

Baca juga: 4 Fakta soal Bandara Kertajati yang Akan Dijadikan Bengkel Pesawat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas di Surabaya dan Jakarta, Berlangsung sampai Kapan?

BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas di Surabaya dan Jakarta, Berlangsung sampai Kapan?

Tren
Dulu Berseberangan, Apa yang Membuat PDI-P Kini Melirik Anies Baswedan?

Dulu Berseberangan, Apa yang Membuat PDI-P Kini Melirik Anies Baswedan?

Tren
Head to Head Indonesia Vs Filipina, Garuda di Atas Angin

Head to Head Indonesia Vs Filipina, Garuda di Atas Angin

Tren
Kapolda Ahmad Luthfi Segera Jadi Irjen Kemendag, Bagaimana Nasibnya pada Pilkada Jateng 2024?

Kapolda Ahmad Luthfi Segera Jadi Irjen Kemendag, Bagaimana Nasibnya pada Pilkada Jateng 2024?

Tren
Pesawat Austrian Airlines Terjang Badai Es, Bagian Depan sampai Berlubang Besar

Pesawat Austrian Airlines Terjang Badai Es, Bagian Depan sampai Berlubang Besar

Tren
Cara Daftar PPDB Online Jakarta 2024, Pilih Sekolah di ppdb.jakarta.go.id

Cara Daftar PPDB Online Jakarta 2024, Pilih Sekolah di ppdb.jakarta.go.id

Tren
Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz Mundur, Konflik Berpotensi Semakin Memanas

Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz Mundur, Konflik Berpotensi Semakin Memanas

Tren
Jadwal Indonesia Vs Filipina 11 Juni 2024, Pukul Berapa?

Jadwal Indonesia Vs Filipina 11 Juni 2024, Pukul Berapa?

Tren
Ormas Keagamaan Tolak Kelola Tambang, Bahlil: Tidak Bisa Kami Paksa

Ormas Keagamaan Tolak Kelola Tambang, Bahlil: Tidak Bisa Kami Paksa

Tren
9 Tanda Tubuh Kekurangan Kalsium, Salah Satunya Mudah Cemas

9 Tanda Tubuh Kekurangan Kalsium, Salah Satunya Mudah Cemas

Tren
Benarkah Tidak Sarapan Bikin Tubuh Gemuk? Ini Menurut Riset dan Ahli

Benarkah Tidak Sarapan Bikin Tubuh Gemuk? Ini Menurut Riset dan Ahli

Tren
Jenis Ikan yang Perlu Dibatasi Penderita Batu Ginjal, Apa Saja?

Jenis Ikan yang Perlu Dibatasi Penderita Batu Ginjal, Apa Saja?

Tren
Peran Tersangka Pengeroyokan Bos Rental Mobil di Pati: Pertama Pukul Korban, Diikuti Warga Lain

Peran Tersangka Pengeroyokan Bos Rental Mobil di Pati: Pertama Pukul Korban, Diikuti Warga Lain

Tren
5 Fakta Polwan Bakar Suami di Mojokerto gara-gara Gaji Ke-13, Berawal dari Judi 'Online'

5 Fakta Polwan Bakar Suami di Mojokerto gara-gara Gaji Ke-13, Berawal dari Judi "Online"

Tren
Bukan Tempat Bersandar, Ini Nama dan Fungsi Tiang Kecil di Trotoar

Bukan Tempat Bersandar, Ini Nama dan Fungsi Tiang Kecil di Trotoar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com