Daryono mengatakan, adanya spektrum guncangan yang luas ini berkaitan dengan hiposenter gempanya yang cukup dalam.
Meski di Jawa banyak gunung berapi, Daryono menyebutkan, gempa ini mempunyai kemungkinan sangat kecil untuk dapat memicu aktifnya gunung api, kecuali gunung api tersebut memang sedang aktif.
"Jika gunung api sedang tidak aktif maka gempa tektonik akan sulit mempengaruhi aktivitas vulkanisme," ujar Daryono.
Selain itu, Daryono juga mengunggah grafik rentang perbedaan kedalaman antara gempa megathrust dengan gempa zona benioff melalui akun Twitternya, @DaryonoBMKG.
"Ini adalah diagram slab lempeng di zona subduksi untuk memberikan batas di mana gempa Megathrust dan di mana gempa Benioff, untuk dipahami," tulis Daryono dalam twit.
Ini adalah diagram slab lempeng di zona subduksi untuk memberikan batas dimana gempa Megathrust dan di mana gempa Benioff, untuk dipahami. pic.twitter.com/NkqQZAx7xk
— DARYONO BMKG (@DaryonoBMKG) April 11, 2021
Arti dari grafik tersebut adalah fokus dari sumber gempa. Gempa megathrust itu kedalamannya dangkal karena terletak di bidang kontak antar lempeng.
Sementara, untuk zona benioff merupakan zona gempa lebih dalam di bawah zona megathrust di bawah 50 km.
Baca juga: 5 Fakta Gempa di Malang dan Selatan Jawa Timur Menurut Catatan BMKG
Pada Minggu (11/4/2021), terjadi gempa susulan di Malang sebanyak 9 kali.
Daryono mengatakan, gempa susulan ini memiliki magnitudo update 5,3 dengan episenter terletak di laut pada jarak 71 km arah selatan Kota Kepanjen, Malang dengan kedalaman 102 km.
Gempa susulan ini merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi atau patahan pada bagian Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi atau menunjam ke bawah Pulau Jawa. Mekanisme sumber gempa menunjukkan terjadinya pergerakan naik (thrust fault).
Menurut laporan BMKG, gempa susulan ini juga teasa di Pacitan, Wonogiri, Trenggalek, Nganjuk, Ponorogo, Blitar, Gunungkidul, Bantul, dan Kulonprogo.
Gempa susulan ini tidak berpotensi tsunami karena kekuatannya relatif kecil untuk dapat menjadi gempa pembangkit tsunami disamping memang hiposenternya yang cukup dalam, yaitu 102 km.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.