Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Kesehatan Sedunia 2021: Sejarah, Tema, dan Pandemi Covid-19

Kompas.com - 07/04/2021, 15:00 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari Kesehatan Dunia diperingati pada hari ini, Rabu (7/4/2021).

Peringatan ini merupakan momentum untuk menyoroti kembali masalah kesehatan dunia yang jadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sepanjang tahun.

"Standar kesehatan tertinggi yang dapat dicapai adalah salah satu hak dasar setiap manusia tanpa membedakan ras, agama, keyakinan politik, kondisi ekonomi atau sosial,” tulis WHO di situs resminya. 

Baca juga: Hari Kesehatan Nasional 2020: Tema, Sejarah, dan Makna Peringatannya

Tema Hari Kesehatan Dunia 2021

Sementara itu, tema Hari Kesehatan Dunia 2021 adalah "Building a fairer, healthier world for everyone."

Sama seperti tahun sebelumnya, seluruh dunia masih berjuang menghadapi pademi Covid-19.

Pada Hari Kesehatan Dunia 2021, WHO mengajak seluruh masyarakat di dunia untuk mengkampanyekan tema tahun ini, yaitu membangun dunia yang lebih adil dan lebih sehat.

Sejarah Hari Kesehatan Dunia

Hari Kesehatan Dunia berawal dari pelaksanaan First Health Assembly pada 1948. Dalam kegiatan itu merumuskan hari kesehatan yang akan diperingati seluruh negara dan mulai berlaku pada 1950.

Mengutip WHO, perayaan ini bertujuan untuk menciptakan kesadaran tentang tema kesehatan tertentu dan menyoroti bidang prioritas yang menjadi perhatian WHO.

Selama 50 tahun terakhir, Hari Kesehatan Dunia menyoroti beberapa masalah kesehatan penting, seperti kesehatan mental, perawatan ibu dan anak, serta perubahan iklim.

Perayaan ini ditandai dengan memusatkan perhatian dunia pada aspek-aspek penting kesehatan global.

Baca juga: 5 Makanan dan Minuman yang Sebaiknya Dihindari Setelah Olahraga

Kesetaraan kesehatan

Saat ini hampir seluruh negara di dunia sedang berjuang untuk mengatasi penyebaran virus corona penyebab Covid-19. 

Berdasarkan data dari Worldometers, Rabu (7/4/2021) pukul 13.00, terdapat 133.049.835 kasus Covid-19 di seluruh dunia. Virus ini juga telah menewaskan 2.886.727 orang di seluruh dunia. 

Melalui peringatan Hari Kesehatan Dunia, WHO meminta para pemimpin negara-negara untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki kondisi hidup dan kerja yang kondusif demi kesehatan yang baik.

WHO mendesak para pemimpin untuk memantau ketidakadilan kesehatan, serta memastikan bahwa semua orang dapat mengakses layanan kesehatan yang berkualitas kapan dan di mana saja masyarakat membutuhkannya.

Baca juga: Peneliti WHO Ungkap Asal Usul Virus Corona hingga Cara Penyebarannya

Covid-19 memang telah menghantam semua negara, tetapi dampaknya paling parah ada pada komunitas rentan.

Komunitas rentan ini lebih mudah terpapar penyakit dan cenderung tidak memiliki akses ke layanan kesehatan berkualitas.

Mereka mengalami konsekuensi yang merugikan sebagai hasil dari tindakan yang dilakukan selama mengatasi pandemi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com