Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Vaksin Covid-19 Sinovac Sebenarnya untuk Ayam

Kompas.com - 13/03/2021, 19:50 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

 

KOMPAS.com - Beredar informasi di media sosial yang menyebut vaksin Covid-19 Sinovac sebenarnya ditujukan untuk ayam.

Dalam unggahan itu juga dikatakan bahwa ayam-ayam yang disuntik vaksin Sinovac banyak yang mati setelah dua minggu.

Dari konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut tidak benar alias hoaks.

Narasi yang beredar

Akun Lois Lois mengunggah narasi tersebut di Facebook pada 9 Maret 2021.

Hingga Sabtu (13/3/2021), unggahan tersebut telah dibagikan sebanyak 174 kali dan mendapat tanggapan 49 warganet.

Berikut narasinya:

Kode barcode vaksin asli di tukar oleh Farmasi sbg Vaksin Plasebo utk menipu KIPI.
Oleh KIPI.. Akan dibantah bhw kematian bukan akibat Vaksin.

Bukankah Indonesia dijadikan kelinci percobaan Vaksin Sinovac? Makanya belum setahun
Vaksin sudah ditemukan.

Vaksin yg sebenarnya di peruntukkan untuk ayam. Soalnya dr.Dirga Lambe mengatakan bhw Virus hewan bisa bermutasi kepada manusia.

Dan juru Vaksin-dr.Nadia Tarmizi adalah Ahli penyakit menular pada hewan .

Vaksin sudah terlanjur di suntikkan dan WHO akhirnya melaporkan bhw Tidak di temukan bukti sumber penularan Hewan di Wuhan.

Kata Dokter2 Hewan: Ayam2 yg di suntikan Vaksin Sinovac ini banyak yg mati setelah 2 Minggu.

Selamat ya buat IDI
Anda tertipu ilmu sampah.
Tapi mau di bantu..
Justru saya digosipkan Gila gangguan jiwa berat!!
IDI menolak dibantu
Kemenkes menolak di bantu 

Tangkapan layar unggahan hoaks yang menyebut vaksin Sinovac sebenarnya untuk ayam Tangkapan layar unggahan hoaks yang menyebut vaksin Sinovac sebenarnya untuk ayam

Penelusuran Kompas.com

Mengonfirmasi narasi di atas, Kompas.com menghubungi Juru Bicara PT Bio Farma Bambang Heriyanto, Sabtu (13/3/2021).

Ia menegaskan, semua isi narasi yang tertulis dalam unggahan tersebut adalah hoaks.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Tren
Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

Tren
4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

Tren
7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

Tren
Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Tren
Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Tren
Mempelajari Bahasa Paus

Mempelajari Bahasa Paus

Tren
7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

Tren
Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Tren
Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Tren
Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com