Meski tak bisa merayakan album baru dengan festival musik atau keriuhan gigs, namun semangat dari empat personil Carnivored tak surut.
Oces Rahmat, sang drummer, mengaku kepada Kompas.com, Selasa (9/3/2021) malam, bahwa proses pembuatan Labirin sudah dimulai sejak 2015 lalu. Kemudian melalui proses rekaman di akhir 2019 dan proses mixing mastering di tahun 2020.
"Kini kami tengah menyiapkan launching virtual. Untuk waktunya belum bisa kami pastikan," paparnya.
Para musisi underground bertahan hidup dengan mengandalkan penjualan album dan juga merchandise berupa kaus, jaket, atau hoodie.
Beberapa di antaranya, juga menggelar kelas musik online seperti yang dilakukan drummer Siksa Kubur, Adhytia Perkasa.
Selain dijual lewat akun resmi dan pihak label mereka, merchandise ini juga terkadang ditawarkan di sela-sela pertunjukkan musik daring yang disiarkan live di Youtube.
Seperti yang dilakukan Turtles Jr, band punk hardcore yang melelang merchandise di konser daringnya berjudul Ripple The Show, Tribute to Crew, Juli tahun lalu.
Meski para musisi masih bisa berkarya lewat ranah daring, mempromosikan album baru dan juga berinteraksi dengan para penggemarnya, namun kerinduan untuk berkeringat di panggung gigs tetap mengalir deras.
Baca juga: Hari Musik Nasional, Iwan Fals Rilis Ulang Mata Dewa dalam Format Piringan Hitam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.