KOMPAS.com - Para pengunjuk rasa di Myanmar membentangkan pakaian perempuan di garis depan, melintasi jalanan, untuk memperlambat gerak polisi dan tentara.
Orang Myanmar memiliki tradisi atau kepercayaan bahwa laki-laki yang berjalan di bawah pakaian perempuan yang sedang digantung, akan membawa sial bagi si laki-laki.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (6/3/2021), kain pembungkus yang dikenal sebagai longyi ini, digantung pada tali pencucian. Bahkan, pakaian dalam perempuan juga turut digantungkan.
Seperti diketahui, Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer melakukan kudeta awal Februari 2021.
Junta militer menahan pimpinan yang terpilih, Aung San Suu Kyi, dengan alasan adanya kecurangan dalam pemilihan November yang dimenangkan oleh Suu Kyi secara telak.
Aksi protes warga Myanmar pun bergejolak. Berbagai cara mereka lakukan ketika menyuarakan pendapat di jalanan, salah satunya menjemur longyi.
Baca juga: Makna Salam Tiga Jari pada Aksi Protes di Myanmar
Longyi, pakaian tradisional Myanmar serupa sarung ini, digantung pada tali yang membentang di jalan-jalan tempat aksi protes berlangsung.
Sementara, pengunjuk rasa berdiri dan berbaris di belakang jemuran longyi, sambil memegang perisai saat protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, pada Sabtu (6/3/2021).
"Alasan mengapa kami menggantung longyi di seberang jalan adalah karena kami memiliki kepercayaan tradisional bahwa jika kami lewat di bawah longyi, kami mungkin kehilangan keberuntungan," kata seorang pengunjuk rasa berusia 20 tahun yang menolak menyebutkan namanya.
Pemuda itu menjelaskan, generasinya sudah tidak percaya lagi tradisi itu. Akan tetapi, tentara masih percaya.
Hal ini membantu ia dan teman-temannya untuk mendapatkan lebih banyak waktu saat lari dalam, terutama dalam keadaan darurat.
"Generasi muda saat ini tidak percaya lagi, tapi tentara masih melakukannya, dan itu kelemahan mereka. Jadi, kami mungkin mendapatkan lebih banyak waktu untuk lari jika mereka mendatangi kita dalam keadaan darurat," kata dia.
Baca juga: Status Siaga II, Kemenlu Imbau WNI di Myanmar Tetap di Rumah
Reuters tidak dapat menghubungi polisi untuk dimintai komentar mengenai hal ini.
Video di media sosial menunjukkan bahwa polisi menurunkan tali jemuran sebelum melintasinya. Di media sosial juga beredar foto polisi Myanmar yang sedang angkat jemuran.