Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa Aksi Myanmar Jemur Pakaian Perempuan untuk Perlindungan, Ini Alasannya

Kompas.com - 07/03/2021, 14:25 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para pengunjuk rasa di Myanmar membentangkan pakaian perempuan di garis depan, melintasi jalanan, untuk memperlambat gerak polisi dan tentara.

Orang Myanmar memiliki tradisi atau kepercayaan bahwa laki-laki yang berjalan di bawah pakaian perempuan yang sedang digantung, akan membawa sial bagi si laki-laki.

Dilansir dari Reuters, Sabtu (6/3/2021), kain pembungkus yang dikenal sebagai longyi ini, digantung pada tali pencucian. Bahkan, pakaian dalam perempuan juga turut digantungkan.

Seperti diketahui, Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer melakukan kudeta awal Februari 2021.

Junta militer menahan pimpinan yang terpilih, Aung San Suu Kyi, dengan alasan adanya kecurangan dalam pemilihan November yang dimenangkan oleh Suu Kyi secara telak.

Aksi protes warga Myanmar pun bergejolak. Berbagai cara mereka lakukan ketika menyuarakan pendapat di jalanan, salah satunya menjemur longyi.

Baca juga: Makna Salam Tiga Jari pada Aksi Protes di Myanmar

Tentara masih percaya

Longyi, pakaian tradisional Myanmar serupa sarung ini, digantung pada tali yang membentang di jalan-jalan tempat aksi protes berlangsung.

Sementara, pengunjuk rasa berdiri dan berbaris di belakang jemuran longyi, sambil memegang perisai saat protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, pada Sabtu (6/3/2021).

"Alasan mengapa kami menggantung longyi di seberang jalan adalah karena kami memiliki kepercayaan tradisional bahwa jika kami lewat di bawah longyi, kami mungkin kehilangan keberuntungan," kata seorang pengunjuk rasa berusia 20 tahun yang menolak menyebutkan namanya.

Pemuda itu menjelaskan, generasinya sudah tidak percaya lagi tradisi itu. Akan tetapi, tentara masih percaya.

Hal ini membantu ia dan teman-temannya untuk mendapatkan lebih banyak waktu saat lari dalam, terutama dalam keadaan darurat.

"Generasi muda saat ini tidak percaya lagi, tapi tentara masih melakukannya, dan itu kelemahan mereka. Jadi, kami mungkin mendapatkan lebih banyak waktu untuk lari jika mereka mendatangi kita dalam keadaan darurat," kata dia.

Baca juga: Status Siaga II, Kemenlu Imbau WNI di Myanmar Tetap di Rumah

Polisi angkat jemuran

Protesters lie on the ground after police opened fire to disperse an anti-coup protest in Mandalay, Myanmar, (3/3/2021). Among them Angel, 19, bottom left, also known as Kyai Sin, took cover before she was shot in the headReuters Protesters lie on the ground after police opened fire to disperse an anti-coup protest in Mandalay, Myanmar, (3/3/2021). Among them Angel, 19, bottom left, also known as Kyai Sin, took cover before she was shot in the head
Secara tradisional, berjalan di bawah barang-barang yang digunakan untuk menutupi bagian pribadi perempuan bukan hanya nasib buruk, tetapi juga melemahkan si laki-laki.

Reuters tidak dapat menghubungi polisi untuk dimintai komentar mengenai hal ini.

Video di media sosial menunjukkan bahwa polisi menurunkan tali jemuran sebelum melintasinya. Di media sosial juga beredar foto polisi Myanmar yang sedang angkat jemuran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tak Kunjung Hilang, Benarkah Pemberantasan Judi Online di Indonesia Sulit Dilakukan?

Tak Kunjung Hilang, Benarkah Pemberantasan Judi Online di Indonesia Sulit Dilakukan?

Tren
Bukan Sepanjang Bulu Sikat, Ini Takaran Pasta Gigi untuk Cegah Gigi Berlubang

Bukan Sepanjang Bulu Sikat, Ini Takaran Pasta Gigi untuk Cegah Gigi Berlubang

Tren
Tak Banyak yang Tahu Vitamin F, Berikut Beragam Manfaatnya

Tak Banyak yang Tahu Vitamin F, Berikut Beragam Manfaatnya

Tren
Jadwal Siaran Langsung dan Link Live Streaming Indonesia Vs Filipina, Kick Off Pukul 19.30 WIB

Jadwal Siaran Langsung dan Link Live Streaming Indonesia Vs Filipina, Kick Off Pukul 19.30 WIB

Tren
Minum Apa Biar Asam Urat Turun? Berikut 5 Daftarnya

Minum Apa Biar Asam Urat Turun? Berikut 5 Daftarnya

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Penjelasan BKN soal Jadwal Seleksi CPNS 2024 | 5 Fakta Polwan Bakar Suami di Mojokerto

[POPULER TREN] Penjelasan BKN soal Jadwal Seleksi CPNS 2024 | 5 Fakta Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Tren
Mengapa Telapak Kaki Sakit Saat Jalan Kaki? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Mengapa Telapak Kaki Sakit Saat Jalan Kaki? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Tren
Dibuka Hari Ini, Berikut Cara Daftar Akun PPDB Jateng 2024

Dibuka Hari Ini, Berikut Cara Daftar Akun PPDB Jateng 2024

Tren
6 Kandidat Pilpres Iran, Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad Dicoret

6 Kandidat Pilpres Iran, Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad Dicoret

Tren
Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Tren
Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Tren
Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Tren
Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Tren
Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com