KOMPAS.com - Perkembangan teknologi memungkinkan manusia untuk bereksperimen dengan banyak hal yang sebelumnya tak pernah mereka bayangkan, salah satunya dalam hal mengidentifikasi diri.
Jika dulu, kita biasa menunjukkan kehadiran di suatu forum, misalnya di kelas, dengan membubuhkan tanda tangan saat mengisi presensi atau mengacungkan tangan saat guru memanggil.
Kemudian seiring berjalannya waktu, teknologi berkembang sehingga kehadiran bisa dicatat hanya dengan menggunakan metode khusus yang lebih ringkas. Misalnya melalui sidik jari, iris mata, wajah, atau suara.
Baca juga: ASN di Daerah Ini Bobol Aplikasi Absensi, Kehadiran Diisi Penuh
Using an Intel RealSense D415 Depth Camera, researchers took some 17,500 images from 35 people, and established the vein patterns of the hand. Using #AI, researchers extracted "discriminating features" from these patterns #IAmIntel https://t.co/fFyCS87LbA
— Björn Runåker (@bjorn9run) February 19, 2021
Forget fingerprints -- AI may soon use your veins to identify you https://t.co/MNSF1bRNK4 via @CTVNews
— NWT OIPC (@OIPC_NT) February 17, 2021
Namun meskipun dinilai cukup canggih, semua itu memiliki sisi kelemahan masing-masing. Misalnya sidik jari yang bisa dijiplak dari bekas yang ditinggalkan, wajah bisa didapatkan dengan foto-foto di media sosial, dan sebagainya.
Dengan kecanggihan teknologi saat ini, cara mengidentifikasi bisa dilakukan dengan pembuluh darah yang ada di punggung tangan kita.
Metode ini dikembangkan oleh tim peneliti dari University of New South Wales' School of Computer Science and Engineering.
Salah satu amggota tim peneliti, Syed Shah mengatakan bahwa metode pengenalan identitas diri ini memang lebih aman, sebagaimana dikutip dari CNN, Selasa,(16/2/2021).
"Pola vena terletak di bawah kulit, sehingga tidak meninggalkan jejak, tidak seperti (metode) sidik jari, tidak tersedia di media sosial, tidak seperti (metode) foto wajah, dan tidak dapat diperoleh secara diam-diam, tidak seperti iris," kata Shah.
Dengan keunggulan yang dimiliki, Shah meyakini metode ini akan sulit untuk dibajak, tidak seperti metode yang lainnya.
Baca juga: Rapat Paripurna, 283 Anggota Hadir di Absensi, Hanya 73 yang Duduk di Kursinya