Sementara itu, WHO di Eropa mengatakan, mereka telah diberi tahu oleh Rusia mengenai kasus infeksi H5N8 pada manusia dan mengakui hal ini akan terjadi jika dikonfirmasi menjadi yang pertama kalinya strain itu menginfeksi orang.
"Informasi awal menunjukkan bahwa kasus yang dilaporkan adalah pekerja yang terpapar kawanan burung. Mereka tidak menunjukkan gejala dan tidak ada penularan dari manusia ke manusia," ujar WHO.
Selain itu, pihaknya juga sedang berdiskusi dengan otoritas nasional untuk mengumpulkan lebih banyak informasi dan menilai apa saja dampak pada kesehatan masyarakat dari adanya infeksi ini.
Baca juga: Mengenal Kolibri, Satu-satunya Burung yang Bisa Terbang Mundur
Dikutip dari ABC (20/2/2021), Popova menyampaikan, penemuan mutasi ini ditemukan ketika strain itu belum memiliki kemampuan untuk menularkan antar manusia.
"Oleh karena hal itu, kita semua dan seluruh dunia masih ada waktu untuk bersiap menghadapi kemungkinan mutasi dan bersiap," ujar Popova.
Lebih lanjut, mayoritas infeksi flu burung yang menginfeksi manusia dikaitkan dengan kontak langsung dengan unggas hidup atau mati yang terinfeksi.
Meskipun makanan yang dimasak dengan benar dianggap aman.
Baca juga: Merebak Wabah Flu Burung, India Musnahkan Puluhan Ribu Unggas