Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, Ini Bahayanya jika Terlalu Sering Menahan Kencing!

Kompas.com - 17/02/2021, 09:02 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pernahkah Anda saat sedang bekerja, dalam perjalanan atau karena aktivitas tertentu berusaha menahan kencing atau buang air kecil?

Meskipun bukan termasuk kondisi yang langsung mengancam jiwa, kebiasaan menahan kencing ternyata bisa berdampak pada kesehatan. 

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi RS Airlangga Jombang dr Rizal Fitni, SpOG mengatakan, tindakan menahan kencing dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kencing.

"Jika sering menahan buang air kecil (BAK) enggak baik, meningkatkan risiko infeksi saluran kencing," ujar Rizal saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/2/2021).

Baca juga: 6 Bahaya Menahan Kencing yang Perlu Diwaspadai

Batu ginjal

Selain itu, ada juga potensi penyakit lain yang muncul ketika seseorang menahan kencing, antara lain inkontinesia urine, pembengkakan kandung kemih, nyeri punggung, dan risiko batu ginjal.

Rizal menjelaskan, inkontinensia urine adalah kondisi ketika seseorang sulit menahan buang air kecil, sehingga jadi mengompol.

Akibatnya, seseorang menjadi kesulitan untuk mengontrol kandung kemih.

"Menahan kencing terlalu sering juga dapat menyebabkan otot kandung kemih melemah. Bagaimana tidak? Pada saat Anda berusaha untuk tidak buang air kecil, otot di kandung kemih akan mengencang," ujar Rizal.

Menurutnya, jika dilakukan terus-menerus dan menjadi kebiasaan, maka kekuatan otot kandung kemih mengendur dan tidak seelastis sebelumnya.

Efek negatifnya kandung kemih pun melemah dan orang tersebut berisiko mengalami inkontinensia urine atau sering mengalami kebocoran urine.

Oleh karena itu, Rizal menganjurkan kepada masyarakat setidaknya buang air kecil setiap 3 jam sekali.

Baca juga: Sulit Menahan Kencing? Waspadai Kondisi Medis Ini

Infeksi dapat meluas

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof DR Ova Emilia, PhD, SpOG(K) menyampaikan, orang yang terlalu sering menahan kencing, jika tidak diatasi akan menyebabkan infeksi saluran kencing yang meluas.

"Bila tidak diatasi akan menimbulkan infeksi meluas ke saluran kencing yang lebih atas, uretra dan ginjal," ujar Ova saat dihubungi secara terpisah oleh Kompas.com, Selasa (16/2/2021).

Ova menambahkan, infeksi ini juga berpengaruh ke bagian tubuh lain, bahkan bila infeksi meluas maka dapat mengakibatkan sepsis umum karena pertumbuhan kuman yang meluas.

Sepsis

Sepsis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh terlalu lelah dalam menangani infeksi.

Akibatnya, sistem imun mengeluarkan bahan kimia ke aliran darah untuk membantu melawan infeksi sehingga menyebabkan peradangan di seluruh tubuh.

Baca juga: Waspadai, 4 Risiko Kesehatan akibat Sering Menahan Kencing

 

Kasus sepsis yang parah bisa mengakibatkan syok sepsis atau menurunnya tekanan darah secara tiba-tiba yang bisa mengancam nyawa.

Adapun kondisi sepsis memiliki sejumlah gejala yang perlu diwaspadai.

"Gejala bisa demam, bisa disertai nyeri menyeluruh, lemas, jantung berdebar dan mungkin sampai sesak napas, menggigil dan juga menurunnya tekanan darah sehingga turun kesadarannya," ujar Ova.

"Bila tidak ditolong segera ya menyebabkan kematian," lanjut dia.

Gejala orang alami infeksi saluran kencing

Tak hanya itu, Rizal juga menjelaskan bahwa ada gejala atau tanda-tanda seseorang yang sering menunda atau menahan kencing terlalu sering, yakni:

  • Demam
  • Sakit di perut dan panggul
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Kencing serasa tidak tuntas
  • Muncul darah dalam urine. 

Baca juga: Apa Risikonya bagi Tubuh jika Suka Menahan Kencing?

Melansir dari Kompas.com, (26/12/2020), gejala lain dari seseorang yang alami infeksi saluran kemih adalah munculnya dorongan konstan untuk mengosongkan kandung kemih, urine yang kuat dan berbau busuk, urine berwarna keruh dan tidak berwarna, dan urine berwarna gelap secara konsisten.

Selain itu, sering menahan kencing dalam jangka panjang juga dapat merusak otot dasar panggul.

Disebutkan bahwa otot panggul adalah sfingter uretra yang menjaga agar uretra tetap tertutup, fungsinya untuk mencegah keborocan urine.

Apabila otot ini rusak, seseorang dapat mengalami inkontinendia urine dan bisa mengeluarkan urine tanpa disadari.

Untuk mengatasinya, Anda dapat melakukan latihan dasar panggul seperti kegel atau dapat membantu memperkuat otot-otot ini dan mencegah kebocoran atau memperbaiki kehilangan otot.

Baca juga: Bolehkah Menahan Kencing Lama-Lama?

Batu ginjal

Kemudian, menahan kencing juga dapat menyebabkan terbentuknya batu ginjal pada orang dengan riwayat kondisi tersebut.

Namun, batu ginjal juga dapat dialami oleh orang yang memiliki kandungan mineral tinggi dalam urine mereka.

Diketahui, kencing sering kali mengandung mineral seperti asam urat dan kalsium oksalat.

Retenusi urine

Selain itu, kebiasaan menunda kencing dapat menyebabkan gangguan lain, misalnya retensi urine.

Retensi urine adalah kondisi di mana kandung kemih tidak dapat mengosongkan diri sepenuhnya karena tersumbatnya aliran urine yang bebas melalui kandung kemih dan uretra.

Baca juga: Solusi Jika Tak Bisa Menahan Kencing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Tren
Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing 'Oren' Barbar

Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing "Oren" Barbar

Tren
8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Tren
Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Tren
Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Tren
Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com