Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Link Penipuan Tautan Bit.ly, Begini Cara Cek dan Menghindarinya

Kompas.com - 12/02/2021, 16:53 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Phishing link semacam ini menggunakan domain berbeda dari halaman resmi dan menggunakan kata-kata yang menyerupainya.

"Websitenya bisa menyerupai website perbankan atau kalau di media sosial, bisa meniru halaman Facebook, sehingga orang memasukkan user dan password dalam situ," kata Yerry.

Ia mencontohkan, misalnya menggunakan kata Faceboook, dengan 3 kali huruf o untuk meniru media sosial asli Facebook.

Adapun untuk domain, seperti co.id, co, org, net, id, com biasanya perusahaan atau website besar telah membeli semua domain sehingga menghindari penipuan dengan kata kunci yang sama.

"Makanya kalau yang di website besar dan perusahaan besar, itu semua diborong. Dibeli sama yang punya biar konsumen gak tertipu," tambah Yerry.

Baca juga: Awas, Ada Upaya Penipuan lewat DM di Instagram

Kedok penipuan

Phishing link, menurut Yerry, biasanya mencuri data-data penting dari orang yang mengaksesnya, seperti password, nama pengguna, serta data penting lainnya.

"Biasanya orang kan gak ngecek URL yang ada di atas kan, begitu ada tampilan yang familiar dengan mereka jadi langsung masukkan user ID sama passsword," jelasnya.

Pada tingkat yang paling parah, tautan yang kita akses sembarang tersebut bahkan dapat menyedot data kita tanpa perlu memasukkan kata sandi atau nama pengguna.

"Ada link tertentu yang bahkan tidak perlu memasukkan sesuatu, dia cukup kita klik, dia kebuka itu akan langsung bereaksi, menyedot semua yang lagi kita buka," ujar Yerry.

Tautan semcam itu tidak hanya dapat menyerang komputer atau laptop, tetapi juga melalui ponsel. Baik kedoknya berupa tautan halaman, sampai aplikasi.

Baca juga: Website Universitas Tadulako Palu Diretas, Pelaku Ubah Nilai dan Uang Kuliah Mahasiswa

Saat ini, dengan membuat aplikasi yang terpasang melalui tautan tersebut dapat berkamuflase. Jadi, ia terpasang tetapi tidak terdeteksi sebagai aplikasi baru.

"Bisa juga ke-download di HP, kemudian kayak menghilang gitu. Jadi kayak tidak terjadi apa-apa," kata Yerry.

Phishing link rentan terhadap virus serta kebocoran data pribadi, dan menurut Yerry itu sangat berbahaya.

Kita dapat kehilangan akses media sosial tertentu, bahkan pada tingkat yang paling parah terjadi penipuan yang berujung pencurian dana.

"Yang paling remeh itu kehilangan password atau ke-lock di media sosial, sampai kehilangan secara ekonomi. Akun perbankan bisa atau kartu kredit," tambahnya.

Baca juga: Nomor WhatsApp Bupati Kebumen Diretas, Ahli Digital Forensik Beberkan 3 Modus Pelaku

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com