Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Kapolres Pekalongan Kota AKBP Mochammad Irwan Susanto, mengatakan air banjir yang berwana merah pekat tersebut disebabkan obat batik yang dibungkus dalam plastik sobek, dan terbawa air banjir.
"Air genangan banjir itu disebabkan karena ada obat batik berwarna merah berasal dari industri rumah batik yang hanyut terbawa banjir. Kemudian, plastik pembungkus obat batik itu sobek sehingga menyebabkan air banjir di wilayah itu ikut berwarna merah," kata dia.
Irwan yang didampingi Kapolsek Pekalongan Selatan Kompol Basuki Budisantosa mengatakan, obat batik yang dibungkus dalam plastik itu disimpan di tempat produksi batik namun tidak diketahui jika obat batik itu hanyut terbawa air banjir.
"Juragan (pemilik) batik kebetulan tidak mengecek tempat produksi batik karena banjir dan memang tidak ada aktivitas membatik. Obat batik itu ada yang hanyut," ungkap Irwan.
Menurut dia, polisi sudah mengamankan barang bukti sisa obat batik yang hanyut itu, yaitu sekitar 1 kilo gram.
Sementara ini, polsek belum menemukan bukti adanya unsur kesengajaan maupun orang yang sengaja mencecerkan obat batik warna merah ke genangan banjir.
"Sementara informasi yang kami dapatkan seperti itu. Kami juga masih melakukan pemeriksaan terhadap warga yang menemukan obat batik yang hanyut itu maupun lurah setempat sebagai saksi," katanya.
Dari penelusuran yang berhasil dihimpun tim Cek Fakta Kompas.com, informasi yang menyebut terjadi banjir darah di Pekalongan adalah tidak benar.
Faktanya, air banjir yang berwana merah pekat tersebut karena obat batik yang dibungkus dalam plastik sobek dan terbawa air banjir sehingga membuat ari berwarna merah layaknya darah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.