Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Suara Dentuman Kerap Dilaporkan Akhir-akhir Ini?

Kompas.com - 31/01/2021, 12:47 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Salah satunya dari gempa yang memiliki hiposenter sangat dangkal.

Hal ini disebutkan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono saat dihubungi terpisah, Jumat (29/1/2021) petang.

"Iya gempa bisa memicu suara dentuman kalau gempa yang terjadi hiposenternya sangat dangkal, dekat permukaan sumbernya. Bisa keluar dentuman bahkan lightning, pancaran cahaya kilat," kata Daryono.

Selain itu, dentuman juga bisa muncul akibat adanya gerakan tanah berupa rayapan cepat di bawah permukaan Bumi yang disebabkan oleh gempa.

Terakhir, dentuman terkait gempa bumi disebut Daryono bisa muncul ketika ada asosiasi dengan aktivitas sesar.

"Dalam hal ini ada mekanisme dislokasi batuan yang berlangsung sangat cepat hingga timbul suara dentuman. Apalagi jika terjadinya deformasi batuan dekat dengan kawasan lembah dan ngarai yang curam dan berrongga sehingga memungkinkan pukulan gelombang seismik bergema menimbulkan resonansi," jelas dia.

Namun, jika ada dentuman yang berasal dari gempa, Daryono memastikan semua itu akan tercatat di sensor seismik dan gelombang gempa akan terekam seismograf.

Sementara dentuman-dentuman yang dilaporkan selama ini tidak demikian.

"Belum (ada dentuman misterius yang akhir-akhir ini dilaporkan warga terkonfirmasi sebagai gempa bumi). Kalau dentuman akibat gempa pernah terjadi di lereng utara Merbabu tahun 2014," ujar dia.

Baca juga: Diawali Bunyi Dentuman, Peneliti Pastikan Batu yang Jatuh di Lampung Tengah Meteorit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com