Tingkat akurasi arah kiblat yang diukur dengan posisi Bulan ketika MTBB Kabah sama dengan arah kiblat yang diukur dengan posisi Matahari ketika Hari Tanpa Bayangan Matahari (HTBM) Kabah. Bahkan, menyamai tingkat akurasi pada aplikasi pada gawai.
Mengukur arah kiblat menggunakan posisi Bulan pada dasarnya sama ketika menggunakan bayangan Matahari, yakni memenuhi tiga prinsip yaitu tegak lurus, rata, dan tepat waktu.
Akan tetapi, mengingat intensitas cahaya Bulan yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan Matahari, maka cukup dengan menghadapkan badan dan mengarahkan pandangan ke Bulan di waktu yang sudah ditentukan.
Jika ingin lebih presisi, dapat menggunakan teodolit ataupun tongkat berbentuk L terbalik.
Khusus untuk fase Bulan antara dua hari sebelum dan dua hari setelah purnama (luas piringan yang bercahaya 95,5 persen dengan kecerlangan 87,5 persen atau 7/8 kali kecerlangan Bulan purnama), ketika cuaca cerah dan tidak ada polusi cahaya buatan di sekeliling pengamat (seperti sorot lampu, dsb), Bulan akan menghasilkan bayangan meskipun tidak setajam
bayangan benda oleh sinar Matahari.
Bayangan Bulan ini akan mengarah ke kiblat ketika Bulan terletak di atas Ka’bah.
Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak di Ciamis, Apa Sebabnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.